Dua tim peneliti menemukan spesies laba-laba yang memiliki ekor seperti kalajengking, terawetkan dalam sebuah ambar di hutan Asia Tenggara selama 100 juta tahun.
Dalam studi yang dipublikasikan pada jurnal Nature Ecology and Evolution, salah satu tim peneliti berpendapat, organ seks jantan dan benang sutra yang dimiliki laba-laba tersebut berkaitan dengan spesies yang masih hidup hingga saat ini.
Sementara, tim lainnya berfokus pada ekor panjang dan tubuh tersegmentasinya. Menekankan bahwa Chimerarachne yingi ini termasuk keturunan yang jauh lebih kuno dan sudah punah setidaknya selama 380 juta tahun.
(Baca juga: Aragog, Laba-laba dalam Serial Harry Potter Ditemukan di Dunia Nyata)
Meskipun begitu, para peneliti sama-sama setuju bahwa Chimerarachne yingi ‘mengisi celah’ dari kisah evolusi 50 ribu spesies laba-laba yang memintal jaring untuk menjebak mangsanya seperti yang ada saat ini.
“Ini merupakan link hilang antara tatanan Uraraneida kuno yang menyerupai laba-laba tapi memiliki ekor dan tidak ada pemintal sutra, dengan laba-laba modern yang tak punya ekor,” kata Bo Wang, pemimpin penemlitian dan ahli palaeobologi di Chinese Academy of Sciences. Ia menyatakan bahwa C. yingi memiliki kesamaan dengan laba-laba modern berkaki 8.
Dengan total panjang tubuh sekitar enam millimeter (seperlima inci), C.yingi termasuk laba-laba yang sangat kecil.
Kelenjar racun
Sama seperti black widow dan laba-laba pemburu, C. yingi memiliki pemintal sutra di dekat bagian belakang tubuhnya.
“Pemintal biasanya digunakan untuk memproduksi benang sutra dengan sejumlah alasan: untuk membungkus telur, menggali liang, membuat tempat tidur gantung, atau sekadar meninggalkan jejak,” kata Paul Selden, peneliti studi tersebut sekaligus profesor di University of Kansas.
Laba-laba jantan dari spesies ini memiliki penjepit tambahan, yang dinamakan pedipalps, di dekat kepala mereka. Digunakan seperti jarum suntik untuk mengantarkan sperma mereka ke laba-laba betina.
(Baca juga: Laba-Laba Jantan Memotong Alat Kelamin Betinanya Pasca Kawin)
Namun, tidak seperti laba-laba saat ini, C. yingi memiliki ekor panjang seperti yang terlihat pada kalajengking. Wang mengatakan, ekornya mungkin berguna untuk tujuan sensoris.
C.yingi juga memiliki racun yang diekskresikan dari kelenjar spesial. Meskipun begitu, studi ini belum bisa memastikan apakah racun tersebut mereka gunakan untuk membunuh mangsanya.
Spesies ini ditemukan di hutan Myanmar yang menghasilkan 10 ton ambar setiap tahunnya. Ambar memiliki peran penting untuk melacak nenek moyang laba-laba. “Laba-laba memiliki tubuh yang lunak dan tanpa tulang. Mereka tidak terfosilisasi dengan baik. Jadi, kami sangat bergantung pada tempat khusus – terutama ambar – untuk menemukan mereka,” papar Wang.
Penulis | : | |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR