Permasalahan yang paling sering terjadi adalah kebanyakan orang tidak melakukan skrining untuk mengetahui kondisi sejak dini, yang membuat kanker serviks akhirnya baru terdeteksi pada tahap kanker sudah menyebar dan sulit untuk diobati.
Mitos 4: Kanker serviks tidak dapat dicegah
Faktanya, perjalanan timbulnya kanker biasanya memakan waktu bertahun-tahun, tidak secara instan mengalami kanker, sehingga sangat masih memungkinkan untuk dicegah. Bahkan, kanker serviks adalah satu-satunya kanker yang bisa dicegah.
Kanker serviks dipicu oleh berbagai faktor, namun penyebab utamanya adalah infeksi HPV. Oleh karena itu, untuk mencegah kanker serviks, perlu dilakukan tindak pencegahan terhadap infeksi HPV dengan cara mendapatkan vaksinasi HPV.
Beberapa hal sederhana juga dapat dilakukan untuk membantu mencegah kanker serviks, yaitu
Mitos 5: Perempuan yang pernah kena kanker serviks tidak bisa punya anak
Faktanya, pasien kanker serviks yang terdeteksi dini dan masih berada pada stadium awal, masih memiliki harapan untuk memiliki anak. Pasien kanker serviks memang biasanya menjalani histerektomi (pengangkatan rahim) dan atau kemoterapi dan terapi radiasi ke daerah panggul. Namun jika memang masih di tahap awal, sebelum melakukan perawatan kanker serviks, bicarakan pada dokter Anda bahwa Anda masih berharap untuk memiliki Anak.
Baca juga: Di Masa Depan, Teknologi VR Memungkinkan Kita Jelajahi Sel Kanker
Ada beberapa pilihan pengobatan baru yang memungkinkan dokter untuk menjaga kesuburan pasien sehingga tetap bisa menjadi orang tua. Jika kanker serviks Anda masih pada tahap awal, Anda mungkin dapat menjalani trachelectomy radikal, biopsi kerucut, atau LLETZ (Trachelectomy radikal adalah operasi penataan kesuburan). Dengan metode pengobatan ini, Anda masih bisa hamil setelahnya.
Artikel ini telah tayang di Hellosehat.com. Baca artikel sumber.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR