Patrick Bateman, Freddy Krueger, dan Dexter Morgan adalah segelintir nama tokoh di layar kaca yang digambarkan sebagai psikopat.
Dari berbagai film yang menceritakan kehidupan seorang psikopat, tak ayal banyak orang berpikir seorang psikopat memiliki kepribadian yang sama dengan psikopat di berbagai tempat lain. Namun, riset terbaru mengungkapkan penderita psikopat memiliki ciri yang berbeda di setiap budaya.
Riset tersebut dipimpin Bruno Verschuere, profesor psikologi forensik dari University of Amsterdam. Riset dilakukan terhadap 7.450 individu yang menunjukkan karakteristik psikopat di Amerika Serikat dan Belanda.
(Baca juga: Psikopat dan Narsis, Apa Bedanya?)
Periset menggunakan Psychopathy Checklist-revised (PCL-R) untuk memeriksa peserta dalam riset. Psychopathy Checklist pertama kali dibuat pada tahun 1970 oleh psikolog Kanada Robert D. Hare.
Versi terbaru dari alat penilaian psikologis, PCL-R, terdiri dari 20 item yang menunjukkan ciri kepribadian dan perilaku tercatat yang biasanya dikaitkan dengan psikopat.
PCL-R dijalankan oleh profesional kesehatan mental. Hasilnya kemudian digunakan untuk menentukan apakah individu psikopat cenderung melakukan tindak pidana.
Lalu, jika mereka terbukti menderita psikopatik, mereka dapat direhabilitasi.
Beberapa faktor yang dipertimbangkan meliputi keegoisan, empati, dan antisosial.
Para peneliti menganalisis dua sampel besar di AS, yang berasal dari National Institute of Mental Health dan Wisconsin.
Kurangnya empati adalah hal utama yang dicatat dari PCL-R pada kedua sampel yang berasal dari AS. Namun, hasilnya berbeda saat periset memeriksa sampel Belanda.
Padahal, kurangnya empati telah dianggap sebagai karakteristik utama di antara karakteristik individu psikopat lainnya, seperti kepribadian yang tak bertanggung jawab, tingkah laku "parasit", dan sebagainya.
Para periset percaya, temuan ini menunjukkan bagaimana ciri kepribadian yang ditunjukkan oleh para psikopat dapat menunjukkan dari mana asalnya.
Penulis | : | |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR