Tidak punya banyak waktu tapi tetap harus menjaga asupan makanan? Ya, makanan cepat saji atau fast food menjadi alternatifnya. Walaupun unggul dari segi kemudahan dan kepraktisannya, tetap saja makanan cepat saji tidak selalu baik untuk tubuh. Sebab, seluruh sistem organ dalam tubuh Anda merasakan dampak dari konsumsi makanan cepat saji. Apa saja?
Dilansir dari laman Medical Daily, mengonsumsi makanan cepat saji sama halnya seperti memasukkan bakteri ke dalam tubuh. Hal ini disebabkan karena kandungan tinggi lemak pada makanan cepat saji dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh seseorang.
Para ilmuwan membuktikannya melalui uji sampel tikus yang diberikan makanan tinggi lemak dan kalori, tapi rendah serat. Ketika tikus memakannya, sistem kekebalan tubuh tikus memberikan respon yang serupa dengan kondisi saat adanya infeksi bakteri dalam tubuh. Asupan makanan yang tidak sehat ini membuat tubuh tikus menghasilkan sel-sel imun tertentu sebagai respon terhadap peradangan.
(Baca juga: Jangan Remehkan, Ini 5 Tanda Tubuh Kekurangan Serat)
Periset berasumsi bahwa semakin lama sistem kekebalan tubuh terstimulasi, hal ini dapat menimbulkan masalah kesehatan lainnya. Beberapa di antaranya adalah:
Sebagian besar makanan cepat saji–entah itu makanan atau minumannya–banyak mengandung karbohidrat tapi rendah serat. Ketika makanan ini masuk ke dalam sistem pencernaan, karbohidrat dipecah menjadi glukosa dan masuk ke dalam darah. Ini sebabnya kadar gula darah bisa naik.
Organ pankreas merespon lonjakan glukosa tersebut dengan cara melepaskan hormon insulin. Insulin inilah yang kemudian bertugas mengangkut gula dan menyebarkannya ke seluruh bagian tubuh sebagai sumber energi.
Akan tetapi, semakin banyak Anda mengonsumsi makanan cepat saji, maka kadar gula darah akan melonjak drastis sehingga insulin menjadi kewalahan. Akibatnya, hal ini dapat menyebabkan berat badan naik secara drastis, resistensi insulin, dan risiko terkena diabetes tipe 2.
Selain mengandung karbohidrat, makanan cepat saji juga mengandung natrium dan kolesterol yang menimbulkan rasa lezat pada makanan. Namun, kondisi ini justru berbahaya untuk orang yang mengidap hipertensi (tekanan darah tinggi) dan penyakit jantung.
Pasalnya, kandungan kolesterol yang berlebihan dapat menumpuk pada dinding arteri dan menimbulkan sumbatan. Sedangkan pola makan tinggi natrium erat kaitannya dengan peningkatan tekanan darah. Akibatnya, tekanan darah kian melonjak dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kelebihan kalori pada makanan cepat saji dapat meningkatkan risiko kenaikan berat badan dan obesitas. Tidak hanya itu, obesitas juga dapat meningkatkan risiko masalah pernapasan, seperti asma dan sesak napas.
Pasalnya, kelebihan lemak dalam tubuh dapat menekan organ jantung dan paru-paru. Anda akan lebih mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas saat sedang berjalan, menaiki tangga, atau berolahraga.
Masalah sistem pernapasan justru lebih jelas terlihat pada anak-anak. Sebuah studi menemukan bahwa anak-anak yang gemar makan makanan cepat saji (setidaknya tiga kali seminggu) lebih rentan terkena asmaketimbang yang tidak.
Penulis | : | |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR