Hutan-hutan di dunia sedang mengalami penyusutan. Selama beberapa tahun, mereka merasakan dampak akibat perbuatan manusia. Menurut studi terbaru yang dipublikasikan pada jurnal Science Advances, hutan-hutan ini akan mencapai titik krisisnya.
Jika penebangan hutan bertambah 20% dari apa yang sudah dilakukan sekarang, hutan Amazon mungkin akan mencapai “titik punah di mana tidak bisa kembali lagi seperti semula”.
Thomas Lovejoy dan Carlos Nobre, editor Science Advances, secara konkret menetapkan titik krisis tersebut. Juga mengidentifikasi apa yang harus dilakukan agar bisa mencegahnya.
(Baca juga: Hutan Memiliki Tenaga Super Untuk Lindungi Bumi Dari Pemanasan Global)
Pada dasarnya, mereka ingin mengetahui sejauh mana penebangan hutan mencapai batasnya sebelum siklus air hujan tidak bisa lagi mendukung ekosistem di dalamnya.
“Jika iklim berubah – karena penggundulan hutan atau pemanasan global – ada risikonya. Lebih dari 50% hutan di Amazon akan berganti menjadi padang rumput,” kata Nobre.
Ia menambahkan, dalam 50 tahun terakhir, penebangan hutan telah merusak 17% vegetasi Amazon. Jika ada tambahan 3% lagi, maka hutan hujan tidak akan bisa diselamatkan.
(Baca juga: Studi: Hutan Berkarbon Tinggi Lebih Mendukung Kehidupan Mamalia yang Terancam Punah)
Meskipun penebangan hutan menimbulkan risiko sangat parah dan dalam jangka waktu pendek, tapi ia bukan satu-satunya ancaman bagi ekosistem hutan. Perubahan iklim dan penggunaan api juga memiliki peran besar atas kehancuran hutan.
Selain berpotensi menghancurkan apa yang ada di dalamnya (termasuk satwa liar yang tinggal di sana), kerusakan hutan juga berdampak buruk pada populasi manusia di Amerika Selatan.
Intervensi manusia yang tepat bisa membantu menyelamatkan hutan Amazon dari malapetaka. Meskipun belum mencapai “titik kehancuran dan tidak bisa kembali lagi”, namun kita perlu wasapada terhadap prediksi suram dari para peneliti.
Penulis | : | |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR