Nationalgeographic.co.id—Setelah meninggal dan sebelum dimakamkan di makamnya, mumi orang yang sudah meninggal harus menjalani upacara yang rumit untuk membantunya mendapatkan kembali akal sehatnya melalui sihir untuk dapat menikmati kehidupan penuh di akhirat.
Hal tersebut dilakukan agar raja yang telah meninggal dapat bertemu dengan para dewa dan menikmati kehidupan abadi. Setelah tujuh puluh hari proses mumifikasi berlangsung, mumi kerajaan ditempatkan di sebuah perahu di kepala armada kecil yang akan membawanya ke Sungai Nil ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Penerus almarhum raja memimpin karavan pemakaman, sementara penduduk negara Nil, rakyatnya, berkeliaran di tepi sungai untuk mengucapkan selamat tinggal kepada firaun mereka.
Firaun baru diharapkan untuk memainkan peran aktif dalam pemakaman pendahulunya karena hanya dengan mengikuti ritual secara ketat ia dapat memastikan legitimasinya sebagai pewaris takhta Dua Negeri.
Setelah turun, peti mati dengan mumi kerajaan ditempatkan pada platform yang ditarik oleh dua lembu untuk dipindahkan ke makam. Namun mendiang firaun tidak akan pergi sendiri. Perjalanan terakhirnya akan disertai dengan prosesi besar yang terdiri dari para pendeta berkepala gundul yang memenuhi lingkungan dengan nyanyian mereka dan aroma dupa.
Prosesi pemakaman ditutup oleh dua wanita yang berpakaian seperti dewi Isis dan Nephthys, dua saudara perempuan Osiris yang berkabung, yang dengan sayap terbentang melindungi almarhum.
Saat arak-arakan tiba di pintu makam kerajaan, seorang pendeta sem (murni), yang mengenakan topeng dengan patung dewa Anubis, meminta izin untuk melakukan penguburan.
Pada saat itu sekelompok penari Muu muncul, melakukan tarian ritual di depan peti mati untuk memastikan bahwa pemakaman dapat dilanjutkan.
Selanjutnya, seorang imam membaca membaca beberapa bagian dari teks pemakaman. Setelah ritual ini selesai, peti mati, dengan mumi di dalamnya diletakkan di depan pintu pemakaman untuk melaksanakan ritus yang paling penting dari semuanya, upacara "pembukaan mulut dan mata".
Ritual Kebangkitan
Upacara pembukaan mulut, sebuah ritual yang dilakukan pada mumi dari setiap orang yang meninggal dengan tujuan meyakinkan dia pemulihan penuh dari semua indranya (bicara, penglihatan dan pendengaran) agar dapat hidup sepenuhnya di akhirat.
Source | : | Historical Eve |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR