Disebut dengan banyak istilah, perbudakan seks atau eksploitasi seks. Tetapi organisasi yang menginginkan kejahatan itu dihentikan menyebutnya \'perdagangan seks\', karena perbuatan itu "memaksa seseorang terlibat dalam seks komersial dengan ancaman kekerasan, penipuan atau pemaksaan."
Pada tahun 2016, lebih dari 7.500 kasus potensial perdagangan manusia dilaporkan ke Hotline Pusat Sumber Daya Perdagangan Manusia. Sebagian besar korban di daerah Washington DC dan sekitarnya adalah remaja dari keluarga berpenghasilan menengah ke atas yang dipilih, dan dipersiapkan oleh laki-laki yang awalnya berpura-pura berpacaran dengan mereka.
Laporan wartawan VOA Carolyn Presutti berikut adalah kisah memilukan tentang seorang gadis dan ibunya.
(Baca juga: Ahli Linguistik: Istilah Pelakor Cenderung Menyalahkan Perempuan Dalam Perselingkuhan)
Sirene ambulans mengakhiri mimpi buruk "Kate" (bukan nama sebenarnya).
"Kate" mengatakan, lampu mobil polisi memberi secercah harapan, setelah berbulan-bulan hidup sebagai budak seks. Ini dimulai ketika "Kate" duduk di SMP kelas 3.
Penculiknya, "Luis," belum pernah didakwa atas kasus ini, terdaftar di SMA Kate dalam sebuah program untuk imigran illegal. Umurnya 21 tahun. Umur Kate 14 tahun.
Kate yang pulih dari korban perdagangan seks mengatakan, "Pertama kali yang ia katakan ketika mengirim pesan di Facebook kepada saya: kamu mempunyai mata yang indah." Kate jatuh cinta ...
Pada malam hari, Luis mengetuk jendela kamarnya dan mengajaknya keluar untuk berpesta. Tetapi suatu malam, Kate tidak pulang ke rumah.
"Saya berada di antara sejumlah lelaki tua. Mereka semua mengatakan saya cantik, mereka memberi perhatian pada saya. saya ingat saya pernah pingsan," tuturnya.
Ia menambahkan, "Beberapa kejadian saat itu benar-benar kabur sampai hari ini. Saya menderita banyak memar dan luka dalam."
Kemudian, dia mengetahui bahwa Luis adalah anggota MS13 - gang Amerika Tengah yang kejam. Kate yang masih remaja, dibius dengan heroin dan PCP dan diperdagangkan untuk menghasilkan uang bagi gang itu.
"Saya tidak menyangka orang akan bisa menemukan saya. Siapa yang tahu di mana mencari saya?"
Penulis | : | |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR