Pergi ke dokter gigi bukan cuma untuk menambal gigi yang bolong atau ketika ingin pasang behel gigi. Cek kesehatan mulut dan gigi sebaiknya dilakukan rutin setidaknya 6 bulan sekali. Pasalnya, dengan mengecek kondisi mulut dan gigi Anda, dokter gigi dapat memberi tahu bahwa masalah gigi Anda bisa jadi pertanda suatu penyakit lain yang lebih serius. Simak ulasannya berikut ini.
Mulut merupakan lingkungan yang sangat cocok untuk pertumbuhan bakteri dan gigi memberikan tempat pada bakteri untuk menempel. Ketika bakteri tersebut menempel dan mengeras, maka akan terbentuk plak yang dapat menyebabkan peradangan gusi (gingivitis) dan pendarahan.
Dilansir dari Health Line, Nico Geurs, DDS, seorang direktur dari University of Alabama di Departemen Periodontologi di Birmingham sekaligus direktur UAB Dentistry Wellness Clinic, mengatakan bahwa kesehatan mulut dan gigi nyatanya mencerminkan status kesehatan tubuh secara keseluruhan. Seorang dokter gigi dapat mendeteksi penyakit dalam hanya dengan melihat gejala dan perubahan yang tampak pada mulut dan gigi Anda.
(Baca juga: Yang Harus Anda Ketahui tentang Kuman di Dalam Rumah)
Dengan begitu, ia dapat merujuk Anda pada dokter spesialis yang mengkhususkan diri pada penyakit terkait.
Diabetes memengaruhi kemampuan Anda untuk melawan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi gusi. Penyakit gusi juga dapat memengaruhi kontrol gula darah di dalam tubuh. Ketika diabetes tidak terkontrol, tidak hanya glukosa yang ada di dalam darah saja yang meningkat, tetapi juga glukosa pada air liur. Air liur yang mengandung gula tinggi menyebabkan bakteri mudah tumbuh di dalam mulut.
Komplikasi diabetes dapat menyebabkan banyak gangguan kesehatan mulut dan gigi. Menurut American Diabetes Association, orang dengan diabetes berisiko lebih tinggi untuk mengalami radang gusi, penyakit gusi (gingivitis), dan periodontitis (infeksi gusi parah yang disertai dengan kerusakan tulang). Diabetes juga dapat menyebabkan Anda mudah mengalami sariawan, bau mulut, gigi mudah copot, hingga mulut kering.
Dilansir dari Mayo Clinic, banyak penelitian telah menunjukkan adanya hubungan antara penyakit periodontitis dengan peningkatan risiko perkembangan penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler). Jika Anda diketahui memiliki penyakit gusi kronis, risiko pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis) di leher dapat meningkat.
Apa hubungannya gigi dan mulut dengan kanker darah? Begini, leukimia atau kanker darah dapat menyebabkan gigi menjadi lebih sensitif dan terasa sakit. Hal ini terjadi karena dentin yang melindungi gigi terkikis dan meyebabkan erosi gigi. Selain itu, penderita leukimia juga bisa mudah mengalami gusi bengkak dan berdarah.
(Baca juga: Benarkah Kopi Menyebabkan Kanker? Ini Menurut Sains)
Penyakit Crohn yang salah satunya merupakan kolitis ulserativa adalah penyakit yang menyebabkan peradangan pada seluruh lapisan pencernaan, dari mulut hingga ke anus. Jika dokter gigi Anda menemukan adanya luka terbuka yang sulit sembuh dan terjadi berulang dapat menjadi salah satu tanda penyakit Crohn.
Refluks asam lambung (GERD) yang juga biasa disebut maag muncul akibat pola makan yang tidak teratur. Ini menyebabkan asam lambung meningkat dan mengikis enamel gigi dan dentin. Asam lambung yang naik ke tenggorokan dan sampai ke mulut dapat menipiskan lapisan enamel dan dentin gigi sehingga membuat gigi sensitif, terutama di daerah gigi belakang.
Selain rutin ke dokter gigi untuk cek kesehatan gigi dan mulut, penting juga untuk selalu rajin gosok gigi dua kali sehari (pagi dan malam sebelum tidur). Kurangi juga konsumsi makanan dan minuman manis.
Artikel ini pernah tayang di hellosehat.com. Baca artikel sumber.
Penulis | : | |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR