Nationalgeographic.co.id—Banyak sejarawan kontemporer mengandaikan catatan Lactantius, sejarawan kuno yang membantu menulis laporan tentang pertemuan Valerianus dengan Raja Persia, mengenai akhir yang penuh keibaan, nahas, dan mengerikan.
Lactantius juga menggambarkan sosok Valerianus, seorang Kaisar Romawi yang tak saleh dan memiliki kemalangan di akhir hidupnya. Kisahnya menjadi populer saat ditulis oleh Lactantius.
Sejarawan kuno itu menyebut dalam catatannya, bahwa Shapur I, Raja Persia, telah menjadikan Valerian sebagai tumpuan kakinya saat ia hendak menunggangi kudanya. Penghinaan terbesar yang pernah diderita raja-raja Romawi.
"Bagaimanapun, Lactantius adalah seorang Kristen mula-mula yang setia, dan Valerian kejam dalam penganiayaannya terhadap orang-orang yang percaya kepada Kristus," tulis Charlton kepada Ranker.
Banyak yang beranggapan juga, di satu sisi, Lactantius menulis tentang hal yang bersifat provokatif. Orang-orang yang hidup semasa dengannya, mungkin telah mengadopsi ceritanya dengan begitu mudah karena memiliki tujuan untuk menyatakan dan melukiskan Persia sebiadab mungkin.
Baca Juga: Pertempuran Cannae: Kegigihan Kartago di Tanah Republik Romawi
Dalam konflik panjang antara Romawi dan Persia, para propagandis termotivasi untuk memperlakukan pihak mana pun yang tidak mereka sukai sebagai lambang kejahatan.
Para penulis Romawi, yang mendengar versi Lactantius tentang apa yang terjadi pada Valerian, mungkin juga menambahkan dan menyebarkan cerita itu. Dan dari sana, sebuah legenda mengerikan lahir.
Entah disengaja atau memang fakta, Lactantius telah melakukan propaganda yang menjerumuskan persepsi pembacanya untuk melihat kejahatan dan kebiadaban Persia. Sebagian yang pro akan Romawi, akan menjadi seorang yang anti-Persia.
"Bahkan, sekalipun Lactantius melebih-lebihkan kisahnya, faktanya orang Persia memang tidak memperlakukan Valerian seperti tamu terhormat—bagaimanapun juga mereka telah menawannya, memenjarakan, menghinakannya, lalu mengeksekusinya," imbuh Charlton.
Sebagaimana diketahui banyak ahli, orang-orang Romawi dikenal karena bentuk penyiksaan mereka yang mengerikan, termasuk penyaliban dan melempar orang ke binatang liar sebagai santapannya.
Adapun tujuan Shapur I melakukan penghinaan pada Valerianus adalah upaya untuk mengubah cara pandang terhadap Persia sebagai negara adidaya yang setara dengan Romawi.
Setelah berkali-kali dipertontonkan dan dipermalukan, Kaisar Valerian akhirnya dieksekusi. Tidak ada yang lebih buruk daripada menuangkan emas cair di atas kepala seseorang, seperti yang digambarkan dalam Game of Thrones di season pertamanya.
Baca Juga: Pertempuran Hutan Teutoburg, Kekalahan Romawi 'Ditusuk dari Belakang'
Sadisnya lagi, itulah yang sebenarnya terjadi kepada Valerian ketika Raja Shapur I mulai bosan menghinanya. Bahkan, yang lebih nahas, setelah kematian mengerikan Valerian, putranya dibunuh oleh pasukannya sendiri.
Di pertengahan abad ketiga, lebih dari selusin kaisar Romawi terbunuh atau mati dalam pertempuran.
Kisah-kisah yang menyayat dan menghinakan bagi Romawi sebagian besar dituliskan oleh Lactantius. Tentunya, sekeras mungkin bangsa Romawi ingin melupakannya. Sebaliknya, catatan kuno Lactantius telah menjerumuskan kenangan kelam bagi Romawi yang memprovokasi adanya perspektif anti-Persia.
Source | : | Ranker |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR