"Semua astronom di lapangan sangat bersemangat, sampai-sampai kami menggabungkan upaya kami untuk mencakup spektrum penuh, dari radio hingga sinar-X menggunakan observatorium canggih di Bumi dan di angkasa luar," lanjut Segura.
Rekan penulis Nathalie Degenaar, dari University of Amsterdam ikut menambahkan, "Bintang-bintang neutron memiliki tarikan gravitasi yang kuat yang memungkinkan mereka melahap gas dari bintang lain. Namun, para kanibal bintang adalah pemakan yang berantakan, dan sebagian besar gas yang ditarik bintang neutron ke arah mereka tidak dikonsumsi tetapi terlempar ke angkasa luar dengan kecepatan tinggi. Perilaku ini memiliki dampak besar pada bintang neutron itu sendiri dan lingkungan sekitarnya. Dalam makalah ini, kami melaporkan penemuan yang memberikan informasi penting tentang pola makan yang berantakan dari monster kue kosmis ini.”
"Kali ini kami memiliki keberuntungan kosmis di pihak kami, karena kami dapat mengoordinasikan sepuluh teleskop dan mengarahkannya ke J1858, semuanya sepenuhnya aktif. Ini memungkinkan kami memperoleh lebih banyak informasi, karena kami dapat menggunakan teknik yang berbeda. pada panjang gelombang yang berbeda," kata Santisteban.
Selain menemukan berbagai jenis angin, tim juga dapat mempelajari evolusi temporal dari gas yang mengalir keluar. Mereka menemukan bahwa angin hangat tidak terpengaruh oleh variasi kuat dalam kecerahan sistem. Tidak adanya respons seperti itu sebelumnya merupakan prediksi teoretis yang belum dikonfirmasi berdasarkan simulasi canggih.
"Wawasan baru yang diberikan oleh hasil kami adalah kunci untuk memahami bagaimana benda-benda ini berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan melepaskan energi dan materi ke dalam galaksi, mereka berkontribusi pada pembentukan bintang generasi baru, dan evolusi galaksi itu sendiri," simpul Segura.
Source | : | Tech Explorist |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR