Nationalgeographic.co.id—Menurut seorang ahli seni, sebuah labirin misterius yang tersembunyi di bawah kota Edinburgh mungkin pernah menjadi kuil Druid, pendeta bagi kepercayaan Celtic kuno.
"Gilmerton Cove di Edinburgh adalah serangkaian lorong berukir tangan yang berkelok-kelok di bawah jalanan dan diperkirakan berusia ratusan tahun," tulis Abigail Beall kepada Daily Mail.
Beall menulis dalam artikelnya yang berjudul "Were Edinburgh's tunnels used for human sacrifice? Hand-carved passages may have been a sacred Druid temple buried by ancient priests", publikasi pada 7 Maret 2016.
Namun, riset karbon menunjukkan usia terowongan itu bisa lebih tua. Menurut sebuah teori baru, menunjukkan bahwa terowongan Edinburgh adalah bagian dari kuil suci yang dibangun dan kemudian sengaja dikubur oleh Druid kuno.
"Druid terkenal karena melakukan ritual pengorbanan hewan dan manusia dan jika situs ini adalah kuil suci, pengorbanan seperti itu mungkin saja terjadi di sana," tambahnya.
Asal usul situs Gilmetron Cove telah menjadi sumber perdebatan selama bertahun-tahun. Sejarawan telah datang dengan berbagai pertanyaan tentang asal usul terowongan—termasuk sihir, penyelundupan, dan hubungannya dengan Ksatria Templar.
Euan Mackie, seorang arkeolog Zaman Besi, telah mengeklaim terowongan itu awalnya adalah kuil yang dibangun oleh druid yang sengaja mereka kubur untuk melindungi alam sucinya.
Diperkirakan situs terowongan di Edinburgh telah menjadi tempat pemujaan para pendeta kuno Celtic, Druid dan penganutnya yang disebut Druidisme.
Druidisme sering kali sebagai agama perdukunan, karena menggunakan kombinasi kontak dengan dunia roh dan obat-obatan holistik untuk mengobati, dan terkadang menyebabkan, penyakit.
"Referensi paling awal yang diketahui tentang Druid berasal dari tahun 200 SM, meskipun deskripsi aktual tertua berasal dari jenderal militer Romawi Julius Caesar (sekitar tahun 50-an SM)," lanjutnya.
Sebagian besar sumber tertulis tentang Druidisme muncul dalam manuskrip tertulis dari Romawi, tetapi laporan ini berisi campuran pelaporan dan propaganda politik, dan sering menggambarkan orang Celtic sebagai bangsa yang barbar.
Source | : | Daily Mail |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR