Nationalgeographic.co.id—Sebuah rekaman video memperlihatkan kondisi mengerikan dari sebuah akuarium yang ditelantarkan. Gambar-gambar dalam video tersebut menunjukkan mumi hiu yang terlihat seperti zombie, serta makhluk-makhluk laut lainnya yang mati dan membusuk.
Video viral seram itu diambil oleh sepasang "penjelajah kota" yang membobol sebuah akuarium tanpa nama di Spanyol. Video itu diposting ke YouTube oleh salah satu penjelajah, seorang wanita Prancis yang bernama Juj' Urbex, bersama dengan beberapa klip pendek di TikTok-nya.
Video tersebut menunjukkan sisa-sisa bangkai hiu karang kecil yang membusuk di dalam sebuah etalase yang rusak. Ukuran kotak kaca menunjukkan bahwa hiu itu sudah mati saat pertama kali dipajang.
Tubuh hiu tersebut kemungkinan telah diberi bahan kimia dan disimpan dalam wadah kedap udara untuk mengawetkannya. Namun setelah kasing wadah itu pecah dan hiunya terpapar udara luar, hiu itu mulai membusuk secara perlahan sehingga membuatnya tampak seperti zombie.
Ketika akuarium rusak dan kemudian dievakuasi, semua hewan hidup dipindahkan ke akuarium baru, tetapi bangkai hiu mungkin kurang diprioritaskan sehingga tertinggal, tutur Juj' Urbex berspekulasi dalam videonya.
Menemukan sisa-sisa hiu yang mengering "membuat saya merasa sangat sedih untuk binatang ini" meskipun sudah mati, kata Juj' Urbex dalam video yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagaimana dilansir Live Science.
Para penjelajah urban itu juga menemukan sisa-sisa gurita dan cumi-cumi yang membusuk di dalam toples-toples kaca terpisah yang pecah.
Seperti hiu, hewan-hewan ini kemungkinan besar sudah mati ketika akuarium ditutup. Setelah toples-toples yang kemungkinan mengandung formaldehida itu pecah, hewan-hewan cephalopoda tersebut pun mulai membusuk.
Pasangan penjelajah ini juga menemukan dua bintang laut yang tertinggal. Tidak seperti hewan-hewan lainnya, invertebrata ini belum mulai membusuk karena telah benar-benar kering sebelum dipajang.
Source | : | Live Science,The Local,Daily Mail |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR