Baca Juga: DNA Kuno Mengungkapkan Pohon Keluarga Tertua Yang Pernah Ada di Bumi
Baca Juga: Penemuan Surat Kuno Dari Kulit Pohon Birch di Kota Kuno Novgorod
Baca Juga: Peneliti Temukan Kawah Tumbukan 'Tunggul Pohon' Raksasa di Mars
Baca Juga: Studi 100 Ilmuwan Dunia: Masih Ada 9.200 Spesies Pohon Belum Ditemukan
Demi mengetahui apa yang membuatnya berbeda, para peneliti melengkapi sensor pemantau tekanan pada batang dan tajuk pohon. Mereka mengumpulkan data dari kedua pohon yang bertahan dan tumbang itu, dan menganalisis persamaan dan perbedaan osilasi pohon.
Kamimura menyadari, bahwa pohon-pohon di petak yang jaraknya saling berdekatan, saling membantu melepaskan tekanan kuat dengan sering menghancurkan tajuknya. Sedangkan pohon-pohon di petak yang jaraknya saling berjhauhan harus menahan tekanan angin secara individual.
Para peneliti mengungkapkan, temuan ini menjadi cara memahami jarak pohon yang ideal untuk ditanami. Pemahaman ini berguna pagi berkebunan untuk industri perkayuan dan menjadi upaya penanaman hutan sebagai penyeimbang karbon.
"Jika Anda berada di daerah yang punya risiko tinggi terhadap kerusakan akibat angin, Anda benar-benar ingin mengelola hutan Anda dengan cara yang berbedam" kata Barry Gardiner rekan penulis dari European Institute of Planted Forest di Prancis.
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR