Lantas, apa saja makanan yang tidak bisa dibawa astronot ke ISS?
Tidak hanya roti, semua makanan kering yang menghasilkan remah-remah seperti kerupuk, kue, keripik, dan lain-lain, tidak cocok untuk berada di luar angkasa. Olahan seperti ini bisa melayang-layang dan mengenai mata astronot dan mengganggu peralatan penting.
Remah-remahnya dilabeli sebagai Foreign Object Debris (FOD) atau benda yang dapat menyebabkan kerusakan pada pesawat atau sistem. Selain makanan padat, es krim juga bisa menghasilkan remah-remah jika mengalami dehidrasi tinggi yang membuatnya retak.
Namun, Wu mengatakan, astronot masih bisa membawa makan yang rapuh dengan penggantinya. Misalnya, alih-alih produk roti biasa seperti roti gulung atau biskuit yang mudah pecah dan hancur, lab makanan NASA memberikan alternatifnya: tortilla.
"Tortilla sangat populer. Ini bukan benar-benar roti dengan ragi, tapi punya tujuan [mirip]," katanya. "Ini serbaguna, tapi tortilla tidak hancur seperti roti pada umumnya."
Namun, mengutip New Scientist, tahun 2017 para ilmuwan telah mengembangkan alat pembuat roti bebas remah dan bisa dioperasikan di antariksa. Perkembangan ini diharapkan bisa membantu mengubah peraturan terkait makanan untuk astronot.
Makanan terasa hambar tanpa bumbu dan garam yang membuat para astronot akan rindu santapan lezat. Sebab, garam dan bumbu serbuk di luar angkasa, jika dikocok, butirannya akan melayang sehingga bahayanya serupa dengan remah-remah.
Para ilmuwan NASA telah mencari jalan alternatif dengan membuat bumbu cair. Mereka melarutkan bahan-bahan itu dalam air, lada, dan minyak sebelum dikirim ke antariksa. Cara diterapkannya tentu bukan dikocok atau ditaburkan, melainkan garam dan bumbu ini bisa dilarutkan pada hidangan seperti saus.
Minuman berkarbonat memiliki karbon dioksida yang terlarut, dan akan dibuang dari gas perut oleh manusia ketika bersendawa. Kendati demikian, karbonasi dan soda tidak terpisah dalam gayaberat mikro, sehingga gas gelembungnya akan susah dikeluarkan apa bila di ruang hampa gravitasi, terang Wu.
"Di lingkungan gayaberat mikro, bisa jadi sendawa basah karena gas dan cairan tidak cenderung terpisah secara otomatis," lanjutnya. "Ini jelas akan menjadi ketidaknyamanan." Apa bila karbon dioksida tertahan dalam tubuh, bisa berimbas pada gangguan kesehatan yang merugikan, terutama di dalam saluran pencernaan astronot.
Source | : | Popular Science,new scientist,RD.COM |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR