Nationalgeographic.co.id—Belum lama ini, para peneliti mempelajari balok damar (amber) berusia 30 juta tahun. Pasalnya, damar itu berisi fosil serangga sayap renda yang terlihat seperti belalang sembah dengan mata besar dan empat sayap panjang. Serangga ini memiliki sejarah panjang menyerupai belalang sembah sebagai hasil dari evolusi konvergen. Kedua serangga itu berevolusi dengan sifat yang sama saat mereka beradaptasi dengan kondisi yang sama di lingkungan mereka.
Ini adalah fosil serangga sayap renda jantan dewasa pertama yang ditemukan para ilmuwan dari era geologi Cainozoikum, meskipun catatan fosil menunjukkan bahwa fosil itu hidup kembali ke periode Cretaceous. Temuan baru ini membantu dalam morfologi kaki depan raptorial di seluruh garis keturunan keanekaragaman yang masih ada dan punah.
Sepintas, fosil dalam damar Baltik ini mungkin terlihat seperti belalang sembah, tetapi analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa itu adalah belalang sayap renda (Mantispidae) yang termasuk ke dalam sayap renda sejati (Neuroptera). Diperkirakan fosil berasal dari periode Kapur sekitar 145 juta tahun yang lalu. Serangga sayap renda adalah serangga predator kecil yang larvanya terkadang digunakan dalam pertanian sebagai agen pengendalian hama, menurut situs pengendalian hama OISAT.
"Di sini kami melaporkan Mantispidae dewasa pertama dari damar Baltik dan menempatkannya ke dalam kerangka yang lebih besar mengenai morfologi kuantitatif kaki depan raptorial di seluruh garis keturunan dalam hal keragaman yang masih ada dan punah," tulis para peneliti. Hasil penelitian ini diterbitkan di jurnal Fossil Record pada 7 Februari 2022 dengan judul The first adult mantis lacewing from Baltic amber, with an evaluation of the post-Cretaceous loss of morphological diversity of raptorial appendages in Mantispidae.
Para peneliti yang dipimpin oleh Viktor Baranov dari Ludwig-Maximilians-Universität München menemukan ambar Baltik di area tambang Yantamy di oblast Kaliningrad, Rusia, tahun lalu. Setelah analisis morfologi yang cermat, ahli paleontologi menemukan bahwa itu terkait erat dengan belalang sayap renda yang masih ada.
Tetapi venasi sayap belakang dan alat kelaminnya dikaburkan oleh "verlummung", yaitu lapisan putih yang menutupi banyak fosil ambar Baltik, sehingga mustahil untuk mengonfirmasi identitas serangga secara meyakinkan. Jadi, mereka menetapkan spesimen tersebut sebagai kemungkinan Mantispa dan menyebutnya sebagai Mantispa damzenogedanica dalam makalah mereka.
Panjang spesimen ini hampir 2 sentimeter, dipelajari melalui kombinasi teknik termasuk mikroskop dan mikrotomografi sinar-X, di mana sinar-X digunakan untuk membangun model penampang dan model 3D dari suatu organisme.
Penelitian ini menimbulkan sejumlah pertanyaan tentang bagaimana Mantispidae mungkin berevolusi selama 66 juta tahun terakhir, ketika periode Cainozoic dimulai, dan mengapa begitu sedikit dari mereka yang terawetkan dari era khusus ini.
"Perbandingan morfometrik ini berfungsi sebagai proksi untuk luasnya ekologi dan perilaku predator dalam Mantispidae selama berbagai episode sejarah evolusi mereka," tulis para peneliti.
Baca Juga: Penemuan Dua Fosil Bunga Berusia 99 Juta Tahun dalam Ambar di Myanmar
Baca Juga: Penampakan Kepiting yang Terjebak di Ambar Selama 100 Juta Tahun
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR