Mengenali perasaan invertebrata membuka dilema moral dan etika. Manusia dapat mengatakan apa yang mereka rasakan, tetapi hewan tidak memiliki alat yang sama untuk menggambarkan emosi mereka. "Namun, penelitian sejauh ini sangat menunjukkan keberadaan mereka," kata Andrews, yang sedang mengerjakan proyek penelitian yang disebut Animals and Moral Practice.
"Ketika kita menjalani kehidupan normal kita, kita mencoba untuk tidak menyakiti makhluk lain. Jadi, ini benar-benar tentang melatih kembali cara kita melihat dunia. Bagaimana tepatnya memperlakukan hewan lain tetap menjadi pertanyaan penelitian terbuka."
Saat ini, kata Andrews, mereka tidak memiliki ilmu pengetahuan yang cukup untuk mengetahui secara pasti perlakuan yang tepat terhadap spesies tertentu. Untuk menentukannya, mereka membutuhkan kerja sama yang lebih besar antara ilmuwan dan ahli etika.
Mungkin ada saatnya manusia tidak bisa lagi berasumsi bahwa gurita, kepiting dan invertebrata lainnya tidak merasakan sakit dan emosi lainnya. "Jika mereka tidak lagi dianggap kebal terhadap rasa sakit yang dirasakan, pengalaman invertebrata perlu menjadi bagian dari lanskap moral spesies kita," katanya.
"Tapi rasa sakit hanyalah salah satu emosi yang relevan secara moral. Invertebrata seperti gurita mungkin mengalami emosi lain seperti rasa ingin tahu dalam eksplorasi, kasih sayang untuk individu, atau kegembiraan."
Source | : | Science,York University |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR