Nationalgeographic.co.id—Gunung Vesuvius meletus pada 79 M, meluncurkan lava vulkanik, abu, dan gas sejauh hampir 33,6 km. Semuanya mencapai kota-kota sekitarnya seperti Herculaneum dan Pompeii.
Di Herculaneum, kota Romawi kuno tidak jauh dari kaki gunung, 300 orang berlindung di gudang perahu di dekat tepi laut. Mereka semua menderita kematian yang mengerikan akibat panas dan abu ledakan. Tubuh mereka tidak ditemukan sampai tahun 1980-an.
Ketika meletus, Vesuvius membakar ratusan orang sampai mati. Bahkan saking panasnya, letusan fenomenal ini mengubah satu materi otak korban menjadi potongan-potongan yang keras dan bengkok. Potongan ini tampak seperti kaca.
Korban Gunung Vesuvius yang meninggal di kota Herculaneum dekat gunung berapi ditemukan meninggal dengan cara yang mengerikan. Panas yang ekstrim dari ledakan menyebabkan darah mereka mendidih dan akibatnya tengkorak mereka meledak.
Pengamatan terhadap materi otak dari salah satu korban Vesuvius menemukan sesuatu yang lebih mengerikan.
Dilansir dari laman All That’s Interesting, para peneliti menemukan bahwa gas panas dan batu yang meletus dari Vesuvius menghancurkan daging seseorang. Ini bahkan mengubah potongan-potongan jaringan otaknya menjadi ‘kaca’ hitam mengkilat.
Dalam sebuah jurnal yang diterbitkan di The New England Journal of Medicine, para ilmuwan merinci bagaimana otak korban Vesuvius terbakar dan berubah menjadi potongan-potongan kaca yang bengkok.
Potongan-potongan kaca dari otak ini kemudian ‘memahat’ permukaan tengkorak pria itu. Dari situ para ilmuwan dapat mengumpulkan spesimen unik tersebut. Proses di mana materi otak melewati panas yang ekstrem dan berubah menjadi tekstur seperti kaca disebut vitrifikasi.
Temuan itu sendiri unik karena potongan-potongan materi otak korban letusan gunung berapi ini jarang ditemukan. Bahkan ketika para ilmuwan menemukan sampel jaringan otak, mereka biasanya mengambil tekstur seperti sabun. Proses ini disebut saponifikasi, ketika trigliserida dalam jaringan lemak otak bereaksi terhadap partikel bermuatan di lingkungan.
“Sampai saat ini, sisa-sisa otak yang mengalami vitrifikasi belum pernah ditemukan,” ungkap Pier Paolo Petrone. Ia adalah seorang profesor osteobiologi manusia dan antropologi forensik di Rumah Sakit Universitas Federico II dan penulis studi.
Keadaan kematian pria itu dapat menjelaskan bagaimana materi otaknya mengeras menjadi kaca hitam alih-alih berubah jadi lebih lembut.
Petrone dan tim menemukan materi otak yang tidak biasa di dalam rongga tengkorak pria itu. Dalam penelitian sebelumnya, para korban banyak ditemukan di dalam gudang kapal. Sedangkan pemilik ‘otak kaca’ ini terkubur gundukan abu gunung berapi. Ia ditemukan di dalam gedung ‘Collegium Augustalium’.
“Korban kemungkinan adalah penjaga gedung, yang terkait dengan kultus kekaisaran yang menyembah mantan Kaisar Augustus,” ungkap Petrone.
Berdasarkan kayu hangus dari tempat tidur tempat mayat itu berbaring, peneliti menentukan ruangan itu kemungkinan mencapai suhu 520 derajat Celsius.
Baca Juga: Pernah Hancurkan Dua Kota Romawi, Akankah Vesuvius Meletus Lagi?
Baca Juga: Kisah Pilu Pria yang Gagal Melarikan Diri dari Letusan Vesuvius
Baca Juga: Kisah Pilu Rombongan yang Gagal Selamat dari Letusan Vesuvius
Baca Juga: Dahsyatnya Letusan Vesuvius, Hanya Butuh 15 Menit Musnahkan Pompeii
Baca Juga: Kerangka Manusia Tertimpa Batu Ungkap Tragedi Letusan Gunung Vesuvius
Kerusakan pada mayat menunjukkan tengkorak pria itu juga meledak karena panas yang ekstrim. Mirip dengan korban di gudang perahu, bedanya, otaknya kemudian menjadi kaca.
Ini menunjukkan bahwa penurunan suhu yang cepat mungkin terjadi di lingkungan sekitar korban khusus ini.
Sebuah analisis menegaskan bahwa bahan kaca itu memang jaringan otak. Penelitian mengidentifikasi protein dari berbagai area otak manusia, seperti korteks serebral yang berkerut, amigdala, dan substantia nigra. Para peneliti juga mengidentifikasi asam lemak yang biasanya ditemukan dalam minyak rambut manusia.
“Ini menunjukkan pancaran panas ekstrim mampu menyalakan lemak tubuh dan menguapkan jaringan lunak. Diikuti oleh penurunan suhu yang cepat,” ungkap Petrone.
Tim juga menemukan beberapa tulang pria itu menunjukkan tanda-tanda kaca. “Bagian dari tulang dadanya ditutupi dengan massa spons padat,” tambah Petrone.
Penelitian lainnya dilakukan terhadap korban bom Dresden pada Perang Dunia II. Peneliti mencatat, tekstur tulang korban Vesuvius konsisten "seperti jeli" yang ditemukan di antara para korban bom.
Source | : | allthatsinteresting |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR