“Korban kemungkinan adalah penjaga gedung, yang terkait dengan kultus kekaisaran yang menyembah mantan Kaisar Augustus,” ungkap Petrone.
Berdasarkan kayu hangus dari tempat tidur tempat mayat itu berbaring, peneliti menentukan ruangan itu kemungkinan mencapai suhu 520 derajat Celsius.
Baca Juga: Pernah Hancurkan Dua Kota Romawi, Akankah Vesuvius Meletus Lagi?
Baca Juga: Kisah Pilu Pria yang Gagal Melarikan Diri dari Letusan Vesuvius
Baca Juga: Kisah Pilu Rombongan yang Gagal Selamat dari Letusan Vesuvius
Baca Juga: Dahsyatnya Letusan Vesuvius, Hanya Butuh 15 Menit Musnahkan Pompeii
Baca Juga: Kerangka Manusia Tertimpa Batu Ungkap Tragedi Letusan Gunung Vesuvius
Kerusakan pada mayat menunjukkan tengkorak pria itu juga meledak karena panas yang ekstrim. Mirip dengan korban di gudang perahu, bedanya, otaknya kemudian menjadi kaca.
Ini menunjukkan bahwa penurunan suhu yang cepat mungkin terjadi di lingkungan sekitar korban khusus ini.
Sebuah analisis menegaskan bahwa bahan kaca itu memang jaringan otak. Penelitian mengidentifikasi protein dari berbagai area otak manusia, seperti korteks serebral yang berkerut, amigdala, dan substantia nigra. Para peneliti juga mengidentifikasi asam lemak yang biasanya ditemukan dalam minyak rambut manusia.
“Ini menunjukkan pancaran panas ekstrim mampu menyalakan lemak tubuh dan menguapkan jaringan lunak. Diikuti oleh penurunan suhu yang cepat,” ungkap Petrone.
Tim juga menemukan beberapa tulang pria itu menunjukkan tanda-tanda kaca. “Bagian dari tulang dadanya ditutupi dengan massa spons padat,” tambah Petrone.
Penelitian lainnya dilakukan terhadap korban bom Dresden pada Perang Dunia II. Peneliti mencatat, tekstur tulang korban Vesuvius konsisten "seperti jeli" yang ditemukan di antara para korban bom.
Source | : | allthatsinteresting |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR