Sekitar 80% orang yang terinfeksi bakterinya tidak mengalami gejala kolera dan infeksi dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, sekitar 20% akan mengalami gejala parah, yang meliputi diare hebat, muntah, dan kram kaki.
"Gejala-gejala ini dapat menyebabkan dehidrasi, syok septik dan bahkan kematian dalam hitungan beberapa jam saja," sebut History dalam artikelnya.
Pada musim gugur tahun 1830, kolera berhasil mencapai Moskow, Rusia. Penyebaran penyakit untuk sementara melambat selama musim dingin, tetapi meningkat lagi pada musim semi tahun 1831.
Persebarannya semakin masif di tahun 1830-an, hingga mencapai ke Finlandia dan Polandia. Kemudian diteruskan ke Hongaria dan Jerman.
Baca Juga: Saat Wabah Kolera Picu Pemerintah untuk Membangun Ruang Terbuka Hijau
Baca Juga: Aspek Mesianik dalam Riwayat Pagebluk Kita: Akankah Berulang?
Baca Juga: Wabah Misterius di Abad Pertengahan, Bikin Orang Berhalusinasi
Baca Juga: Pesjati, Takdir Balita Penyintas Pagebluk Pes di Hindia Belanda
Baca Juga: Kekacauan dan Pagebluk, Menanti Datang Ratu Adil Pangeran Dipanagara
Penyakit ini kemudian menyebar ke seluruh Eropa, termasuk mencapai Inggris Raya. Untuk pertama kalinya, pandemi tersebar melalui pelabuhan Sunderland pada akhir 1831 dan London pada musim semi 1832.
Sudut Pandang Baru Peluang Bumi, Pameran Foto dan Infografis National Geographic Indonesia di JILF 2024
Source | : | History |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR