Nationalgeographic.co.id—Suatu kali, seorang ratu pergi tidur dengan rambut cokelat dan bangun dengan rambut putih. Pada pagi hari eksekusinya, seorang pria menemukan rambutnya telah memutih. Dan pengalaman mendekati kematian mengubah rambut seorang prajurit muda menjadi putih dalam semalam. Ketiganya menggambarkan apa yang sekarang disebut sindrom Marie Antoinette atau yang dikenal juga dengan nama canities subita.
Kisah yang paling terkenal, tentu saja, rambut ratu Prancis itu memutih setelah gagal melarikan diri selama Revolusi. Meskipun Antoinette gemar mengenakan wig putih di masa itu, dia tidak senang dengan perubahan pada penampilannya itu.
Kasus-kasus sindrom Marie Antoinette tampaknya tidak mungkin secara ilmiah. Namun lusinan kasus, beberapa bahkan disaksikan oleh dokter, melaporkan perubahan warna rambut secara tiba-tiba. Apakah sindrom Marie Antoinette itu nyata?
Karena ketakutan, rambut Maria Antoinette memutih dalam sekejap
Pada 20 Juni 1791, keluarga kerajaan Prancis melarikan diri dari kejaran kaum revolusioner di Paris. Antoinette mendorong suaminya, Louis XVI, untuk pergi ke wilayah yang dikendalikan oleh saudara laki-lakinya, Kaisar Joseph II. 10.000 tentara yang masih setia kepada monarki akan membantu merebut kembali takhta mereka.
Rencananya adalah bencana
Menyamar sebagai pengasuh dan pelayan, ratu dan raja meninggalkan Paris. Mereka berkendara sepanjang malam, berharap untuk mencapai sekutu sebelum mereka tertangkap. Berita pelarian mereka pun segera tersebar.
Di kota Varennes, penyamarannya terkuak. Dikawal oleh gerombolan pengawal dan warga bersenjata, Louis XVI dan Antoinette digiring kembali ke Paris.
Keduanya tidak akan meninggalkan kota lagi. Raja akan menghadapi pengadilan pengkhianatan dan blok eksekusi pada tahun 1793, segera diikuti oleh Antoinette.
Namun, ketika dia kembali ke Paris, Antoinette bukanlah wanita yang sama yang melarikan diri pada malam tanggal 20 Juni. “Dalam semalam, rambutnya berubah menjadi warna putih yang mengejutkan,” ungkap Genevieve Carlton dilansir dari laman All That’s Interesting.
Henriette Campan, dayang ratu, membenarkan perubahan itu. “Pertama kali saya melihat Yang Mulia setelah bencana malang perjalanan Varennes … wajahnya tidak banyak berubah. Setelah kata-kata manis pertama yang dia ucapkan kepada saya, dia melepas topinya. Ratu menginginkan saya untuk mengamati efek kesedihan yang dihasilkan pada rambutnya.”
“Itu telah menjadi, dalam satu malam. Rambutnya seputih wanita berusia tujuh puluh tahun,” Campan menceritakan. Saat itu, Antoinette baru berusia 35 tahun.
Source | : | allthatsinteresting |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR