Nationalgeographic.co.id—Pandangan orang Romawi terhadap kematian sangat kompleks dan tidak terbatas pada satu sudut pandang tertentu. Ini bisa mencakup kepercayaan tentang kehidupan setelah kematian hingga praktik pemakaman dan peringatan almarhum.
“Kematian dan pemakaman seringkali menjadi kesempatan untuk menunjukkan status sosial almarhum dan keluarganya,” ungkap Laura Hayward dilansir dari laman The Collector.
Makam berfungsi sebagai pengingat pedih leluhur masa lalu dan juga keturunan yang akan datang. Monumen kematian, seperti makam dan batu nisan, merupakan peringatan permanen yang penting bagi orang yang sudah meninggal.
Sebagian orang Romawi sangat percaya takhayul dan berusaha keras untuk menghindari semua yang berhubungan dengan kematian. Namun ada juga yang dikelilingi dengan representasi kematian, seperti patung-patung kerangka dan mosaik tengkorak. “Ini dijadikan pengingat akan kefanaan hidup dan pentingnya menjalani hidup dengan baik,” tambah Hayward.
Kepercayaan tentang kehidupan setelah kematian
Tidak ada keyakinan tetap atau dipaksakan tentang kehidupan setelah kematian di Romawi kuno. Namun sudah menjadi kesepakatan umum bahwa orang yang sudah meninggal akan pergi ke ‘Dunia Bawah’. Kepercayaan ini diadaptasi dari budaya Yunani.
Jiwa orang yang sudah meninggal juga dirayakan pada festival khusus yang diadakan dari tanggal 13 sampai 21 Februari. Setiap bulan Mei, orang Romawi mendoakan orang meninggal yang tidak terkubur.
“Selain itu, orang yang sudah meninggal juga diperingati setiap hari lahir dan tanggal kematiannya,” imbuh Hayward.
Orang mati juga tetap ‘hidup’ melalui citra. Di rumah tangga Romawi, terutama yang aristokrat, ada praktik membuat topeng cetakan dari wajah anggota keluarga. Beberapa topeng bahkan dibuat setelah seseorang meninggal.
Topeng-topeng itu kemudian disimpan dalam keluarga secara turun-temurun dan sering dipajang di aula utama rumah. Pada prosesi pemakaman keluarga, topeng leluhur dikenakan oleh anggota keluarga sebagai cara untuk mengenang leluhur.
Pemakaman orang Romawi
Kematian di Romawi kuno dianggap sebagai sesuatu yang dapat menginfeksi atau berbahaya bagi yang hidup. Hayward juga menambahkan, “Oleh karena itu ada pemisahan fisik yang ketat antara yang hidup dan yang mati.”
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR