Nationalgeographic.co.id—Sekitar 70 juta tahun lalu, di tempat yang kini disebut Argentina hidup spesies dinosaurus yang baru diketahui bernama Maip macrothorax. Hewan purba masuk dalam klad Megaraptor, kelompok dinosaurus theropoda yang dikenal dari daratan Gondwana dan Asia.
Dilansir dari Sci News, predator ini memiliki panjang antara sembilan dan sepuluh meter dengan berat mencapai lima ton. Ahli paleontologi dari CONICET, Mauro Aranciaga Ronaldo dan rekannya mengatakan kalau megaraptora adalah kelompok dinosaurus predator yang menghuni Asia, Australia dan Amerika Selatan, dari Barremian hingga Maastricht.
“Sebagian besar anggota kelompok ini diketahui dari Kapur Awal hingga Akhir, dengan megaraptor Maastrichtian hanya diketahui dari sisa-sisa yang terisolasi dan kurang informatif,” ujar Mauro Aranciaga Ronaldo dan rekannya.
Kerangka parsial dari Maip macrothorax didapati dari Formasi Chorrillo, Patagonia, Argentina. Spesimen ini merupakan dinosaurus megaraptor paling informatif yang diketahui dari Maastricht.
Studi ini telah dipublikasikan di laman Scientific Reports dengan judul A Large Megaraptoridae (Theropoda: Coelurosauria) from Upper Cretaceous (Maastrichtian) of Patagonia, Argentina pada 26 April 2022. Para ahli menulis theropoda ini didiagnosis lewat tengkorak mereka yang memanjang, tingginya tulang aksial pneumatik mencapai pertengahan caudal vertebrae dan lain-lain.
Beberapa penulis telah menafsirkan megaraptor sebagai kelompok kuno theropoda, allosauroid. Meski begitu semakin banyak bukti yang mendukung hipotesis bahwa mereka adalah anggota Coelurosauria
“Selain dari konsensus yang saat ini tiba tentang alokasi filogenetik Megaraptor di antara Coelurosauria, hubungan internal kelompok ini tetap tidak terpecahkan,” ungkap para ahli.
Lebih lanjut, melansir dari New Atlas, megaraptor dilahirkan untuk berlari. Hewan purba ini memiliki kaki yang panjang dan ramping serta tulang setengah berongga. Hal ini menunjukkan bahwa mereka ringan dan gesit.
Setelah mengejar mangasanya, megaraptor ini akan mencengkeram dengan lengan mereka yang gemuk dan mencabik makanan mereka. Adapun spesies baru ini merupakan megaraptor terbesar yang ditemukan sejauh ini.
Nama Maip macrothorax mungkin tidak terdengar menakutkan. Tetapi mempunyai makna di baliknya sesuai. Nama "Macrothorax" mengacu pada rongga dada besar makhluk itu. Sedangkan "Maip" adalah nama roh jahat dari mitologi orang-orang Tehuelche, penduduk asli Patagonia tempat fosil itu ditemukan.
"Bagi orang-orang Tehuelche, Maip mewakili bayangan yang ditinggalkan kematian. Sementara kami membayangkan bahwa, selama Zaman Kapur, pemangsa dengan ukurannya yang sangat besar ini akan menyebabkan sesuatu yang serupa," kata Mauro Aranciaga Rolando.
Maip macrothorax memiliki ciri khas pada lengannya yang panjang dan besar. Cakar hewan ini mencapai 35 sentimeter dan menjadi senjata utama mereka. Sebab gigi Maip macrothorax tajam tetapi kecil.
Baca Juga: Ditemukan: Kaki Dinosaurus yang Terkoyak Akibat Bencana Asteroid
Baca Juga: Bagaimana Kecoak Bertahan Hidup dari Asteroid Pembunuh Dinosaurus?
Baca Juga: Analisis Baru, Spinosaurus Menyelam dan Memburu Mangsanya di Bawah Air
Baca Juga: Tumbukan yang Memusnahkan Dinosaurus Terjadi Saat Musim Semi di Utara
Menurut para peneliti, Maip macrothorax dan megaraptor Amerika Selatan lainnya termasuk dalam kelompok monofiletik. Sedangkan anggota Australia dan Asia merupakan kelompok induk yang berurutan. Bentuk fitur-fitur anatomi megaraptor dari Amerika Selatan berbeda. Mereka lebih besar dan lebih kokoh.
Sementara itu, Earth melaporkan daerah tempat tinggal Maip 70 tahun lalu, sebelum Pegunungan Andes muncul, adalah ekosistem yang hangat. Beragam genangan air, danau, sungai menyediakan habitat yang optimal bagi hewan seperti katak, ikan, penyu, burung kecil dan mamalia.
“Dari semua organisme yang hidup saat itu, kami mengumpulkan sisa-sisa fosil, dan sekarang, dengan Maip, kami telah menambahkan predator super yang memungkinkan kami melengkapi piramida makanan," ujar Fernando Novas, ahli paleontologi lainnya yang terlibat dalam studi ini.
Fosil Maip macrothorax awalnya ditemukan pada 2019, sebelum penggalian terhenti akibat merebaknya pandemi COVID-19 pada awal 2020. Tim berharap dapat kembali ke lokasi untuk mencari lebih banyak tulang pada awal tahun 2023.
Source | : | Earth.com,New Atlas,Sci News |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR