Nationalgeographic.co.id—Di benteng Romawi, Vindolanda dekat Tembok Hadrian di Inggris, para arkeolog menemukan tangan perunggu mini yang mengerikan. Karya seni ini nyaris menyerupai bentuk organ tubuh manusia sesungguhnya.
"Tangan itu digali di Vindolanda dekat Tembok Hadrianus dan terbuat dari 2,3 kilogram perunggu padat, hampir pasti merupakan hadiah bagi dewa militer," tulis David Keys, Koreponden Arkeologi untuk Independent.
Keys menulis dalam sebuah artikel berjudul Ancient Roman ‘hand of god’ discovered near Hadrian’s Wall sheds light on biggest combat operation ever in UK yang terbit pada 28 Juni 2018.
"Hadiah itu merupakan apresiasi karena telah memberikan kemenangan kepada Romawi dalam operasi tempur militer terbesar yang pernah dilakukan di Inggris, sebelum atau sesudahnya," lanjutnya.
Tak hanya karena bentuknya yang mengerikan, tangan itu juga menyimpan kisah kekejian dan kebrutalan militer Romawi yang mengerikan.
Operasi tersebut merupakan invasi Romawi yang relatif sedikit diketahui ke Skotlandia pada tahun 209-210 M. Mungkin juga merupakan salah satu peristiwa paling berdarah dalam sejarah Inggris.
"Operasi tersebut melibatkan 50.000 kekuatan invasi Romawi yang kuat, elemen-elemen yang menembus sejauh utara Aberdeenshire," imbuhnya. Kemungkinan besar ribuan orang dari penduduk yang merupakan suku setempat terbunuh.
Bangsa Romawi mengklaim bahwa kepala suku asli di sana telah mengingkari perjanjian damai. Maka dari itu, meletuslah pemberontakan dan peperangan berdarah.
Kemarahan Roma atas pengkhianatan perjanjian damai, sangat akut karena invasi 50.000 pasukan yang kuat telah dipimpin oleh kaisar sekaligus mantan jenderal, bernama Septimius Severus.
"Kemungkinan besar tangan perunggu suci itu dikuburkan secara ritual oleh salah satu komandan Romawi yang ikut serta dalam konflik tersebut," tambahnya lagi.
Tangan itu juga terlihat ngeri, bukan hanya karena bentuknya yang serupa dengan aslinya. Ada kisah yang pahit yang diutarakan sejarawan Romawi Kuno, Cassius Dio dalam catatannya.
Source | : | Independent |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR