Nationalgeographic.co.id—Ketika mendengar kata ‘bajak laut’, orang akan membayangkan pria dengan penutup mata, burung beo, dan peta harta karun. Bajak laut sering dikisahkan memaksa korbannya untuk berjalan di atas papan.
Ternyata, banyak dari stereotip ini tidak benar. Bajak laut ada hampir selama orang mengarungi perairan dunia hingga saat ini. Hanya bagaimana mereka digambarkan yang sering menyesatkan. Jadi dari mana salah tafsir ini berasal?
Penampilan bajak laut
Bajak laut biasanya digambarkan mengenakan pakaian berwarna-warni. Kemeja longgar dipadankan dengan bandana di kepalanya dan syal di pinggang. Penampilannya dilengkapi dengan celana robek, sepatu bot compang-camping, seperti Kapten Jack Sparrow dari film Pirates of the Caribbean.
Sayangnya, penampilan ini tidak benar. Seniman Amerika Howard Pyle terinspirasi oleh bandit Spanyol pada akhir abad ke-19. Ia kemudian menggambarkan bajak laut lengkap dengan celana longgar yang dipotong di lutut dan blus sepanjang paha.
Anggota badan palsu adalah ciri khas bajak laut umum lainnya. Memang benar beberapa bajak laut memiliki kaki kayu atau tangan kail, meskipun itu mungkin bukan hal yang biasa. Amputasi di laut sering dijadikan hukuman. Meski ada peti obat di kapal, perawatan medis sering dilakukan oleh seseorang di awak kapal. Infeksi dan kehilangan darah dapat menyebabkan kematian.
Bahkan jika seorang bajak laut selamat dari amputasi, kemampuannya untuk bertarung menjadi terbatas. Tetapi kehilangan anggota tubuh tidak berarti seseorang tidak dapat melanjutkan perjalanan di kapal. “Orang tersebut mungkin melayani kru, misalnya, sebagai juru masak,” ungkap Jamie L. H. Goodall kepada National Geographic.
Gaya bicara bajak laut
Ungkapan bajak laut yang umum—seperti “Arrrrr me mateys!” dan “Shiver me timbers!”—umum dalam film bajak laut dan budaya pop. Tapi itu bukan hal yang sering diucapkan oleh bajak laut.
Robert Louis Stevenson membayangkan beberapa di antaranya untuk novelnya tahun 1883 ‘Treasure Island’. Novelnya ini diterbitkan lebih dari 150 tahun setelah ‘zaman keemasan’ bajak laut.
Gaya bicara bajak laut yang kita kenal sebagian besar merupakan produk Hollywood abad ke-20. Secara khusus, aktor Inggris Robert Newton, yang memerankan Blackbeard dan Long John Silver. Penggambarannya tentang kapten fiktif dalam pertunjukan Treasure Island tahun 1950-an menggunakan aksen West Country yang dilebih-lebihkan. Pada akhirnya, banyak yang mendefinisikan suara aksennya sebagai aksen bajak laut. Penampilannya juga memopulerkan banyak ucapan yang terkait dengan bajak laut hari ini.
Pada kenyataannya, bajak laut kemungkinan besar berbicara dengan cara yang mirip dengan semua pelaut saat itu.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR