Nationalgeographic.co.id—Semua pasti sepakat, bahwa emas itu sangat berharga bukan? Setiap orang rasanya ingin memilikinya, meski kita tahu tidak mudah mendapatkannya. Yang paling umum diketahui, bahwa emas dihasilkan dari pertambangan di daratan. Namun tahukah kamu, ternyata emas juga terkandung di air laut? Diperkirakan, jumlahnya bahkan mencapai 1,5 juta ton.
Pada tahun 1872, ahli kimia Inggris Edward Sonstadt menerbitkan laporan yang menyatakan keberadaan emas di air laut. Sejak itu, penemuan Sonstadt telah menginspirasi banyak orang, dari ilmuwan yang berniat baik hingga penipu, untuk menemukan cara untuk mengekstraknya.
Untuk menindaklanjuti laporan tersebut, beberapa peneliti mulai melakukan penelitian. Mereka telah mencoba untuk mengukur jumlah emas di lautan, mengetahui kadarnya, dan kemungkinannya untuk diekstraksi.
Jumlah persisnya sulit ditentukan karena emas ada di air laut dengan konsentrasi sangat encer. Diperkirakan berada di urutan bagian per triliun, atau satu bagian emas per triliun bagian air.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Jurnal Applied Geochemistry dengan judul "Gold in seawater: a conservative view" yang diterbitkan daring melaporkan studi khusus yang mengukur konsentrasi emas dalam sampel yang diambil dari Samudra Pasifik. Para peneliti menulis, mereka menemukan bahwa jumlahnya sekitar 0,03 bagian per triliun.
"Konsentrasi emas di perairan Pasifik laut terbuka yang tersaring dan tidak tersaring memberikan rata-rata 29 picogram/liter dengan teknik absorpsi atom/tungku grafit yang didahului dengan langkah prakonsentrasi pertukaran anion. Nilai yang sama (rata-rata 37 picogram/liter) ditemukan di perairan dekat pantai tanpa filter," tulis peneliti.
Studi yang lebih lama melaporkan konsentrasi sekitar 1 bagian per triliun untuk air laut. Atas dasar nilai yang lebih seragam dengan kedalaman di air laut, emas atau logam Au kurang reaktif dalam sistem laut dibandingkan logam lainnya.
Baca Juga: Selidik Logam Mulia: Dari Manakah Asal Emas Melimpah di Bumi Saat Ini?
Baca Juga: Antara Emas dan Berlian, Manakah yang Lebih Langka di Bumi?
Baca Juga: Penambang Emas Bunuh Pemimpin Adat Agar Bisa Mengeksploitasi Hutan Amazon
Beberapa perbedaan ini dapat dikaitkan dengan adanya kontaminasi dalam sampel yang dikumpulkan serta keterbatasan teknologi. Mengingat dalam penelitian sebelumnya mungkin tidak cukup sensitif untuk mendeteksi jumlah emas secara akurat.
National Ocean Service, Amerika Serikat, melalui rilis di laman resminya juga pernah membuat kalkulasi jumlah emas yang dapat terkandung di dalam air laut didasarkan pada sejumlah penelitian yang telah ada.
Saat ini diperkirakan ada sekitar 333 juta mil kubik air di lautan. Satu mil kubik setara dengan 4,17 pangkat 109 meter kubik. Dengan menggunakan konversi ini, kita dapat menentukan bahwa ada sekitar 1,39 pangkat 1.018 meter kubik air laut. Kepadatan air adalah 1.000 kilogram per meter kubik, jadi ada 1,39 pangkat 1.021 kilogram air di lautan.
Jika kita mengasumsikan bahwa, yang pertama adalah konsentrasi emas di laut adalah 1 bagian per triliun. Kemudian, konsentrasi emas ini berlaku untuk semua air laut. Terakhir, bagian per triliun sesuai dengan massa.
Maka kita dapat menghitung perkiraan jumlah emas di laut menggunakan metode berikut, satu bagian per triliun berhubungan dengan satu triliun keseluruhan, atau 1 per 1.012. Jadi, untuk mengetahui berapa banyak emas yang ada di lautan, kita harus membagi jumlah air di lautan, 1,39 pangkat 1.021 kilogram seperti perhitungan sebelumnya.
Perhitungan itu akan menghasilkan 1,39 pangkat 109 kilogram emas di lautan. Kemudian, dengan menggunakan konversi 1 kilogram sama dengan 0,0011 ton, maka akan didapati kesimpulan bahwa ada sekitar 1,5 juta ton emas di lautan tetapi dengan asumsi konsentrasi 1 bagian per triliun dari air laut.
Namun ada kabar buruknya. Meski ada emas yang terkandung di dalam air laut dan jika dikalkulasikan jumlahnya sangat besar, tetapi harus diketahui bahwa jumlah air laut sangat banyak. Dan itu artinya 1,5 juta ton emas itu tidak artinya, sangat encer.
Menurut para ahli, untuk mengekstrasinya pastilah sangat sulit. Jikapun bisa dilakukan, maka kemungkinan biayanya justru akan lebih mahal dibandingkan emas yang didapatkan.
Source | : | National Ocean Service,Applied Geochemistry |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR