"Hasilnya adalah bahwa ada 80 persen kepercayaan statistik bahwa pohon itu lebih tua dari 5.000 tahun, dengan kemungkinan usia sekitar 5.484 tahun," beber Barichivich.
Barichivich telah mempresentasikan temuannya di konferensi ilmiah tetapi belum mempublikasikan studi peer-review mengenai penelitian tersebut. Dia berharap akan mengirimkan makalah penelitian itu ke jurnal peer-review dalam beberapa bulan mendatang. Dan kini banyak orang tampaknya sedang menunggu studi lengkap itu dipublikasikan sebelum menelepon ke hotline Guinness World Records.
Baca Juga: Pinus Heldreich, Pohon Tertua di Pedalaman Eropa Berusia 1230 Tahun
Baca Juga: Pohon Terbesar di Dunia Kini Dibungkus dengan Selimut Khusus
Baca Juga: Salamander ini Mampu Terjun dari Pohon Tertinggi di Dunia dan Selamat
Barichivich tampaknya yakin dengan metode dan hasil studinya ini. Namun, baginya, gelar "pohon tertua di dunia" bukanlah hal yang penting.
Kakek Barichivich mengatakan dia menemukan pohon itu pada 1970-an dan banyak anggota keluarganya bekerja sebagai penjaga hutan di taman nasional Alerce Costero. Selama beberapa dekade ini, mereka telah melihat bagaimana aktivitas manusia secara drastis mencampuri ekosistem yang dulunya murni ini.
Melalui penelitian yang sedang berlangsung ini, Barichivich berharap untuk menekankan kebutuhan mendesak untuk melindungi lingkungan yang unik namun berubah dengan cepat ini. "Pohon itu adalah anggota keluarga saya. Kisah keluarga kami sebagai 'Para Penjaga Alerces' erat dengan pohon ini dan hutan tempat ia tinggal," tutur Barichivich.
"Bagi saya, penelitian ini bukan tentang memecahkan rekor usia tetapi untuk meningkatkan kesadaran untuk melindungi pohon dari pariwisata yang tidak terkendali dengan sangat mendesak," tegasnya.
Source | : | IFLScience.com |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR