Nationalgeographic.co.id—Lembayung, jingga atau merah muda, warna-warna itulah yang umum bakal kita lihat saat senja atau ketika matahari terbit. Pertanyaanya sekarang, bukankah saat siang hari warna langit itu biru, lantas kok bisa berubah warna ketika senja? Mari kita bahas apa yang sebenarnya terjadi pada langit kita.
Amanda Fiegl, senior editor di Nature Conservancy magazine menulis untuk National Geographic tentang sains langit senja, apa yang membuat matahari terbenam yang indah terjadi? Ilmu matahari terbenam yang berwarna-warni, dan Mengapa beberapa matahari terbenam begitu spektakuler?
"Saya kira itu tergantung pada bagaimana Anda mendefinisikan "indah", tetapi saya akan berasumsi bahwa maksud Anda adalah warna yang mencolok, di mana warnanya murni secara spektral -misalnya, oranye terang atau merah, sebagai lawan dari palet yang lebih redup," tulis Fiegl.
"Ingatlah bahwa apa yang kita lihat dengan mata manusia hanyalah sebagian kecil dari radiasi elektromagnetik yang dilepaskan oleh matahari."
Radiasi itu mengandung spektrum panjang gelombang yang luas, tetapi mata Anda hanya peka terhadap bagian-bagian tertentu saja: yang disebut panjang gelombang tampak. Warna yang berbeda dikaitkan dengan panjang gelombang yang berbeda.
Fiegl mengatakan, mereka meminta Stephen Corfidi, ahli meteorologi National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) yang menulis tentang ilmu matahari terbenam yang berwarna-warni, untuk membantu kita melihat cahaya.
Menurut para ahli, sebenarnya warna-warna yang kita lihat ketika senja atau matahari terbit itu tidak berubah, warna itu selalu ada di langit. Namun, kita tidak bisa melihatnya pada waktu-waktu tertentu.
Ketika cahaya matahari memasuki atmosfer bumi, cahayanya putih. Cahaya putih itu mengandung semua warna pelangi, tapi molekul gas yang ada di udara memecah cahaya menjadi gelombang berwarna berbeda dan bergerak dengan kecepatan berbeda.
Warna yang kita lihat tergantung pada jalur cahaya dan sensitivitas mata kita. Ini terjadi jutaan kali sebelum sinar itu sampai ke bola mata Anda saat matahari terbenam.
"Molekul mengirimkan gelombang cahaya ke arah yang berbeda, istilah lainnya adalah penghamburan cahaya. Sinar matahari berhamburan berkali-kali sebelum mencapai mata kita," kata Fiegl.
Cahaya biru bergerak cepat, sehingga lebih sering tersebar daripada kebanyakan warna lainnya. Itulah yang menyebabkan kita tidak melihat warna lembayung atau jingga saat siang hari karena cahaya biru menyembunyikan sebagian besar warna lainnya, cahaya biru tersebar lebih banyak.
Sebenarnya warna langit di siang hari itu ungu. Tapi gelombang warna ungu bergerak lebih jauh dibandingkan gelombang warna biru, maka cahaya yang sampai ke mata kita adalah warna biru.
Jadi, jika mata kita lebih sensitif, maka saat siang hari kita akan melihat bahwa sebenarnya warna langit itu ungu dan bukan biru.
Hanya saja, karena warna biru terhambur lebih banyak di siang hari karena gelombang cahaya biru lebih dekat dibandingkan ungu, maka warna birulah yang kita lihat.
Namun, saat matahari terbenam, cahaya menempuh jalur yang jauh lebih lama melalui atmosfer ke mata Anda daripada saat siang hari, saat matahari tepat di atas kepala.
Dan itu cukup untuk membuat perbedaan besar sejauh menyangkut mata manusia kita. Ini berarti bahwa sebagian besar warna biru telah menyebar jauh sebelum cahaya mencapai kita.
Birunya bisa berada di suatu tempat di Pantai Barat, meninggalkan jumlah oranye dan merah yang tidak proporsional saat seberkas cahaya itu mengenai Pantai Timur, dan cahaya inilah yang sampai di mata kita.
Cahaya biru saat di tempat kita senja terhambur di daerah yang lebih barat, sedangkan di bagian lebih timur akan terlihat orange atau kemerahan. Kalau makin timur, ya sudah malam dong.
"Jadi sinar matahari yang sama mengenai orang-orang di Pegunungan Rocky dan Appalachian? Pada dasarnya, Timur mendapat sisa makanan Barat saat matahari terbenam?" Fiegl menjelaskan.
"Ya, saya pikir banyak orang tidak menyadarinya. Semuanya terhubung. Dan sebagai manusia, kita suka berpikir bahwa warna itu konkret: "Oh, itu langit biru," atau "Itu meja cokelat." Tetapi warna yang Anda lihat bergantung pada jalur cahaya sebelum sampai ke Anda."
Mata kita sensitif terhadap bagian yang sangat kecil dari spektrum panjang gelombang matahari, dan itu bertanggung jawab atas cara kita melihat lingkungan kita. Makhluk lain tampaknya dapat melihat daerah spektrum ultraviolet. Kita hanya bisa melihat sebagian kecil dari apa yang terjadi.
Jadi kupu-kupu atau rusa kutub, yang dapat melihat sinar ultraviolet, mungkin melihat matahari terbenam yang berbeda, mungkin lebih berwarna daripada kita yang dapat kita lihat.
Megathrust Bisa Meledak Kapan Saja, Tas Ini Bisa Jadi Penentu Hidup dan Mati Anda
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR