Nationalgeogrphic.co.id—Bagaimana burung mengoptimalkan manuver pendaratan mereka untuk penurunan yang akurat? Penelitian baru dari Oxford Flight Group menggunakan simulasi computer mencoba untuk menjawabnya.
Para peneliti di Universitas Oxford telah menemukan bahwa elang mengontrol penerbangan mereka. Hal ini berguna untuk memastikan kondisi pendaratan yang paling aman saat bertengger. Bahkan, jika dibutuhkan lebih lama dan lebih banyak energi untuk melakukannya.
Ilmuwan berusaha memahami bagaimana burung mengoptimalkan manuver pendaratan mereka. Karena dengan cara ini dapat membantu dalam mengembangkan pesawat kecil yang mampu bertengger seperti burung.
Dalam penelitian baru yang diterbitkan di Nature pada 29 Juni berjudul Optimization of avian perching manoeuvres, empat elang Harris yang mengenakan spidol retroreflektif kecil dilacak terbang bolak-balik di antara dua tempat bertengger. Gerakan mereka direkam oleh 20 kamera penangkap gerak yang ditempatkan di sekitar ruangan. Ini memungkinkan tim peneliti untuk merekonstruksi jalur penerbangan mereka di lebih dari 1.500 penerbangan. Tim peneliti kemudian menggunakan simulasi komputer untuk memahami mengapa burung memilih jalur khusus mereka untuk hinggap.
Pesawat memiliki kemewahan menggunakan landasan pacu untuk pengereman setelah mendarat. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kecepatan. Namun sebaliknya, burung harus mengerem sebelum tiba di tempat bertengger. Akan tetapi, melambat ke kecepatan yang aman saat dalam penerbangan justru berisiko terhenti. Kondisi ini yang sering menyebabkan hilangnya kontrol penerbangan secara tiba-tiba. Para peneliti menemukan bahwa elang mengikuti jalur penerbangan yang memperlambat mereka ke kecepatan yang aman. Juga meminimalkan jarak dari tempat bertengger mereka.
Untuk meminimalkan risiko, elang menukik ke bawah sambil mengepakkan sayapnya. Lalu melebarkan sayapnya ke posisi meluncur saat mereka menukik ke tempat bertengger. Dengan memilih kecepatan dan posisi yang tepat untuk menukik ke tempat bertengger, burung-burung sudah berada dalam jarak meraih tempat bertengger ketika mereka berhenti. Ini dapat menjaga pendaratan mereka seaman dan terkendali mungkin.
“Kami menemukan bahwa burung kami tidak mengoptimalkan waktu atau energi yang dihabiskan, sehingga lintasan menukik mereka bukanlah pilihan terpendek untuk berpindah dari A ke B. Sebaliknya, burung kami mengurangi jarak dari tempat bertengger di mana mereka berhenti dan bahkan lebih baik dalam membatasi kandang daripada model komputer kami yang disederhanakan.” kata penulis utama Dr Lydia France, dari Departemen Biologi, Universitas Oxford.
“Tiga burung remaja terbang langsung di antara tempat bertengger dengan mengepakkan beberapa penerbangan pertama dari periode pengenalan mereka. Tetapi segera mengadopsi karakteristik perilaku menukik tidak langsung dari burung yang berpengalaman,” jelas rekan penulis Dr Marco KleinHeerenbrink, dari Departemen yang sama.
Mendarat adalah manuver kritis, dan mengulur-ulur waktu. Hal ini telah menjadi penyebab banyak kecelakaan pesawat. Melihat burung dan menanyakan bagaimana mereka memecahkan masalah pendaratan yang aman dapat membantu kita menemukan solusi. Sehingga bisa merancang desain bioinspired baru untuk teknologi kita sendiri. Termasuk juga pesawat kecil yang mampu bertengger seperti burung.
Baca Juga: Dunia Hewan: Lebih Sedikit Kriminalitas di Lingkungan Banyak Anjing
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR