Nationalgeographic.co.id—Tanaman karnivora, pemakan serangga, telah sejak lama memesona para ahli biologi selama lebih dari satu abad. Namun bagaimana tanaman tersebut mengembangkan kemampuan untuk menangkap dan mengonsumsi mangsa hidup sebagian besar masih menjadi misteri.
Sekarang, para ilmuwan Salk Institute mulai menyelidiki dasar molekuler karnivora tanaman. Mereka menemukan bukti bahwa kemampuan tanaman karnivora berevolusi dari mekanisme yang digunakan tanaman untuk mempertahankan diri.
Deskripsi lengkap studi tersebut telah dipresentasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) dengan judul "Dynamic calcium signals mediate the feeding response of the carnivorous sundew plant" baru-baru ini. Publikasi tersebut merupakan jurnal akses terbuka yang dapat diperoleh secara daring.
Studi itu merinci bagaimana molekul kalsium bergerak secara dinamis di dalam sel di daun tanaman karnivora. Itu sebagai respons terhadap sentuhan dari mangsa hidup.
Fluktuasi kalsium menyebabkan pergerakan daun untuk menangkap mangsa. Kemungkinan melalui peningkatan produksi hormon pertahanan.
Temuan ini memperluas pemahaman para ilmuwan tentang bagaimana tanaman berinteraksi dengan lingkungan mereka. "Jika kita dapat mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana tanaman seperti ini dan lainnya telah beradaptasi untuk merespons lingkungan unik mereka," kata satu penulis senior, Profesor Joanne Chory.
"Maka mungkin kita dapat mengubah jalur molekuler ini di masa depan untuk mengembangkan tanaman yang dapat bertahan dalam kondisi yang lebih keras," lanjut Profesor Joanne Chory yang juga direktur Laboratorium Biologi Molekuler dan Seluler Tanaman di Salk dan investigator di Howard Hughes Medical Institute.
Ahli biologi telah memahami bahwa tanaman seperti sundew berdaun sendok (Drosera spatulata) kemungkinan mengadaptasi karnivora untuk bertahan hidup dalam kondisi miskin nutrisi.
Namun, sundew menantang untuk tumbuh dan DNA mereka tidak diurutkan sampai saat ini. Sehingga para ilmuwan mengalami kesulitan untuk memeriksa bagaimana karnivora bekerja pada tingkat sel.
Mereka juga tidak yakin bagaimana tanaman karnivora mengembangkan perilaku terkait penangkapan mangsa. Seperti pergerakan daun dan sekresi enzim pencernaan.
"Tanaman sundew karnivora bukanlah organisme model," kata Carl Procko, salah satu penulis makalah dan staf ilmuwan di Laboratorium Biologi Molekuler dan Seluler Tanaman Salk.
Source | : | PNAS,Salk Institute |
Penulis | : | 1 |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR