"Shen masuk ke kantor saya dengan daftar lebih dari 1.400 gen, dan kami harus memutuskan untuk mulai dari mana," kata Huang. Tim memutuskan untuk memvalidasi fungsi gen asing yang paling umum tanpa fungsi yang diketahui pada serangga yaitu LOC105383139.
"Gen ini secara horizontal diperkenalkan ke hampir semua ngengat dan kupu-kupu dari donor dalam genus bakteri Listeria," lapor mereka dalam penelitian tersebut, yang berarti gen ini telah bertahan dalam genom sejak nenek moyang bersama ngengat dan kupu-kupu lebih dari 300 juta tahun yang lalu.
Mereka memutuskan untuk menghapus gen purba ini dari ngengat diamondback. Ngengat ini terkenal sebagai hama yang menyerang brokoli dan kubis. Setelah mereka menghapusnya, lalu mengamati fungsi apa yang dimilikinya. "Anehnya, kami melihat ngengat yang kekurangan gen ini tidak dapat menghasilkan banyak telur yang layak," kata Huang. "Kemudian, kami menemukan bahwa gen tersebut memengaruhi perilaku pacaran si jantan."
Kelompok tersebut berencana untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang mekanisme di balik ini. Bagaimana gen ini telah membantu serangga untuk kawin lebih efektif dan apakah gen ini dapat dimanfaatkan sebagai alat pengendalian hama.
Simak kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan di majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo
Hutan Mikro Ala Jepang, Solusi Atasi Deforestasi yang Masih Saja Sulit Dibendung?
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR