"Temuan ini adalah langkah pertama dalam pemeriksaan lebih dalam terhadap pemrosesan saraf dari bahasa yang berbeda, yang akan membutuhkan kelompok penutur asli yang lebih besar untuk setiap bahasa," kata para peneliti.
Tim menemukan bahwa jaringan bahasa peserta dalam penelitian ini ditemukan di sekitar wilayah otak yang sama. Dan memiliki selektivitas yang sama, seperti penutur asli bahasa Inggris.
"Daerah bahasa bersifat selektif," kata Malik-Moraleda. "Mereka seharusnya tidak merespons selama tugas lain seperti tugas memori kerja spasial, dan itulah yang kami temukan di seluruh penutur 45 bahasa yang kami uji."
Sementara temuan menunjukkan bahwa keseluruhan arsitektur jaringan bahasa serupa di seluruh penutur bahasa yang berbeda. Tapi itu tidak berarti bahwa tidak ada perbedaan sama sekali.
Sebagai salah satu contoh, peneliti sekarang dapat mencari perbedaan dalam penutur bahasa yang sebagian besar menggunakan morfem daripada urutan kata. Tujuannya untuk membantu menentukan makna sebuah kalimat.
"Ada berbagai macam pertanyaan menarik yang dapat Anda tanyakan tentang pemrosesan morfologis yang sebenarnya tidak masuk akal untuk ditanyakan dalam bahasa Inggris, karena morfologinya jauh lebih sedikit," kata Fedorenko.
Laporan penelitian ini telah diterbitkan jurnal Nature Neuroscience dengan judul "An investigation across 45 languages and 12 language families reveals a universal language network" baru-baru ini.
Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo
Source | : | Massachusetts Institute of Technology,Nature Neuroscience |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR