Nationalgeographic.co.id—Kekaisaran Romawi meninggalkan jejak yang begitu besar pada peradaban, sisa-sisa kontribusinya masih dapat dinikmati hingga kini. Angka Romawi, istilah hukum seperti affidavit, dan norma arsitektur, pertama kali diperkenalkan oleh orang Romawi. Selain Colosseum, pemandian umum Romawi adalah salah satu prestasi arsitektur paling monumental peradaban ini. Kemegahan situs ini sudah diketahui oleh banyak orang namun makna religiusnya sering tidak terungkap. Bagi orang Romawi, pemandian umum memiliki nilai spiritual. Maka fungsi pemandian umum Romawi tidak semata-mata untuk kebersihan belaka.
Kepercayaan akan hal-hal supernatural
Dalam peradaban kuno, fenomena alam yang terjadi sering kali tidak dapat dijelaskan secara rasional. Orang di masa itu sering menghubungkan kejadian alam dengan hal-hal supernatural atau ilahi. Sumber air panas, di mana banyak pemandian Romawi dibangun, tidak terkecuali. Sumber air panas mungkin jarang ditemukan di Italia, tidak seperti wilayah Romawi lainnya seperti Britania.
Di Bath, Somerset, orang-orang Romawi menemukan mata air panas. Di sekitarnya telah dibangun sebuah kuil untuk menghormati Dewi Kelt, Sulis. Tidak paham bagaimana tanah bisa memuntahkan air panas, mereka setuju dengan sentimen orang Britania tentang asal-usul ilahi. Melihat tampilan ajaib ini, orang Romawi pun menerima dewi Sulis dan menggabungkan dengan dewi Romawi yaitu Minerva.
Oleh karena itu, kuil di sekitar sumber air panas menjadi didedikasikan untuk Sulis Minerva. Sulis adalah dewi air penyembuh Kelt, sedangkan Minerva adalah dewi kebijaksanaan. Mereka mempertahankan ciri-ciri Sulis pada amalgam dan sumber air panas diubah menjadi tempat penyembuhan dan pemujaan. Oleh karena itu, makna religius yang melekat pada pemandian Romawi berasal dari kurangnya pemahaman tentang fenomena geologis.
Aquae Sulis
Beberapa dekade setelah pulau Britania ditaklukkan, muncul kota di sekitar kuil Sulis Minerva, yang diberi nama Aquae Sulis. “Kota ini memiliki kepentingan keagamaan yang sangat besar,” ungkap Sal di laman Medium. Pasalnya pemandian yang dibangun di sumber air panas adalah situs ziarah spiritual yang populer.
Dianggap sebagai tempat penyembuhan, orang-orang dari seluruh Kekaisaran Romawi membawa orang sakit dan terluka ke Aquae Sulis. Mereka mandi di air pemandian yang menyembuhkan. Sambil berdoa kepada dewi, pengurbanan hewan pun dilakukan di altar.
Demi kesembuhan, praktik upacara lainnya juga dilakukan. Salah satu praktik tersebut adalah melemparkan tablet kutukan, pesan yang ditulis di lempeng timah, ke mata air suci. Dianggap sebagai cara menyampaikan pesan langsung ke Sulis Minerva, sang dewi pun diharapkan akan mengabulkan permohonan.
Di samping kota yang ramai ini, mitos pun mulai berkembang di sekitar perairan suci di dalam Aquae Sulis. Bangsa Romawi mengadopsi legenda Kels kuno seputar musim semi, seperti asal-usulnya. Menurut cerita ini, seorang pangeran kuno bernama Bladud menemukan mata air penyembuhan ini. Legenda mengatakan bahwa dia diusir dari kerajaannya karena menderita kusta dan menjadi penggembala babi untuk memenuhi kebutuhannya.
Ketika datang ke daerah ini, sang pangeran menemukan bahwa babi-babinya, yang memiliki penyakit yang sama, sembuh. Babi-babi itu berguling-guling di lumpur di sekitar mata air. Menyadari akan hal itu, ia kemudian mandi di air penyembuhan dari mata air suci. Pangeran itu pun sembuh dalam sekejab dan segera membangun kerajaan di sekitar mata air tersebut.
Source | : | Medium.com |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR