Nationalgeographic.co.id - Tanpa diketahui orang yang lewat, dunia hewan kecil sederhana dengan kemampuan luar biasa ini hidup dan berkembang biak di hutan dan sawah Jepang. Saat ini, para peneliti dari Jepang telah menemukan bagaimana kekuatan super amfibi ini dilepaskan.
Kadal perut api Jepang ditemukan di berbagai habitat akuatik dan semi-akuatik di alam liar. Sawah, parit pinggir jalan, kolam, genangan air, dan aliran sungai yang mengalir lambat hanyalah beberapa lokasi kadal perut api dapat ditemukan. Sedangkan air yang bergolak, mereka hindari.
Spesies ini termasuk ke dalam kadal air. Mereka memakan cacing tanah, udang air asin, udang kaca, daphnia, dan kubus Tubifex beku-kering. Kadal air besar khususnya kadal air Jepang yang lebih besar juga terkadang memakan ikan guppy.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Scientific Reports pada 1 Agustus, para peneliti dari Universitas Tsukuba mempelajari kadal kecil ini. Mereka telah mengungkapkan bahwa selama regenerasi anggota badan pada kadal air mengalami dua proses perkembangan. Proses tersebut meliputi metamorfosis dan pertumbuhan tubuh. Untuk memperolehnya diperlukan menyediakan kondisi yang tepat bagi sel-sel otot untuk digunakan kembali di dalam tunggul tungkai.
Hasil studi ini diberi judul "The latent dedifferentiation capacity of newt limb muscles is unleashed by a combination of metamorphosis and body growth". Studi ini memberikan dasar kunci untuk penelitian masa depan tentang dediferensiasi, dan dapat berkontribusi pada perawatan medis untuk kerusakan otot dan penyakit.
Kadal air, yang merupakan jenis salamander semiakuatik, seperti kebanyakan amfibi lainnya mereka mengalami metamorfosis. Namun tidak seperti kerabat mereka, kadal air mampu regenerasi anggota badan berulang. Bahkan pada tahap dewasa setelah mereka telah mengalami metamorfosis. Pada beberapa spesies kadal air, individu yang telah bermetamorfosis meregenerasi otot melalui dediferensiasi atau memprogram ulang serat otot di tunggul tungkai. Mobilisasi serat ini, untuk membuat otot di tungkai yang beregenerasi.
"Tidak seperti diferensiasi sel, di mana sel menjadi lebih terspesialisasi. Diferensiasi sel adalah proses mereka menjadi kurang terspesialisasi," kata penulis senior studi tersebut, Profesor Chikafumi Chiba. "Sebelum penelitian kami, tidak diketahui apakah metamorfosis atau pertumbuhan tubuh adalah proses perkembangan kunci untuk dediferensiasi otot."
Para peneliti menyelidiki dediferensiasi sel otot di kadal perut api Jepang, Cynops pyrrhogaster, dengan melacak serat otot selama regenerasi anggota badan. Sementara pertumbuhan tubuh dan metamorfosis secara eksperimental tertunda atau maju. Hasilnya menunjukkan bahwa metamorfosis dan pertumbuhan tubuh keduanya diperlukan untuk diferensiasi otot.
Baca Juga: Dunia Hewan: Peta Global Biodiversitas Semut Mengungkap Area Misteri
Baca Juga: Temuan Sains Terbaru: Dua Spesies Kadal Tanpa Kaki Mirip Ular
Baca Juga: Dunia Hewan: Deretan Binatang Terbesar di Dunia yang Masih Hidup
Sebaliknya, ketika otot larva kadal dikultur dengan hormon tiroid yang aktif secara fisiologis, pelacakan serat otot menunjukkan bahwa serat ini dapat berdiferensiasi secara independen dari pertumbuhan tubuh dan metamorfosis. Hasil ini menunjukkan bahwa serat otot kadal memiliki kapasitas yang melekat untuk berdiferensiasi. Tetapi pertumbuhan tubuh dan metamorfosis diperlukan serat untuk mengaktifkan kemampuan rahasia ini.
“Kami menyarankan bahwa perubahan perkembangan di lingkungan ekstraseluler, atau niche, menghambat aktivitas sel punca miogenik—sel yang dapat berdiferensiasi menjadi serat otot—dan meningkatkan kemampuan laten serat otot untuk berdiferensiasi. Dengan cara ini, sel punca dikompensasi oleh dediferensiasi, memungkinkan kadal air untuk meregenerasi otot tungkai sepanjang siklus hidup mereka," kata Chiba.
Hasil penelitian ini memberikan landasan penting untuk penelitian masa depan pada lingkungan ekstraseluler serta mekanisme molekuler diferensiasi. Misalnya, seperti regulasi gen yang mendukung fenomena ini.
Penelitian ini juga akan berkontribusi pada pemahaman yang lebih dalam tentang regenerasi. Bahkan mungkin untuk perawatan medis potensial di masa depan seperti terapi baru untuk penyakit dan kerusakan otot.
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR