Baca Juga: Ilmuwan Mengidentifikasi Kawah Asal Meteorit Planet Mars yang Terkenal
Baca Juga: Selidik Paparan Air Pada Meteorit Mars Berusia 1,3 Miliar Tahun
Baca Juga: Penemuan Mikrokristal Karbon Eksotis di Debu Meteorit Chelyabinsk
Baca Juga: Bukan Ukuran yang Menentukan Seberapa Mematikannya Dampak Meteorit
Berdasarkan rasio ini, tim mampu membedakan tiga tahap berbeda dan mendasar dalam pembentukan dan evolusi Pilbara Craton. Gugus tertua dari zirkon ini, menurut interpretasi tim, adalah hasil dari tumbukan raksasa tunggal yang mengarah pada pembentukan Craton.
Namun, banyak meteorit telah melempari Bumi dalam ribuan tahun yang lalu. Mereka datang dalam jumlah yang jauh lebih tinggi daripada jumlah benua. Hanya dampak terbesar yang dapat menghasilkan panas yang cukup untuk menciptakan Craton, yang tampaknya dua kali lebih tebal dari litosfer di sekitarnya.
"Data yang terkait dengan area lain dari kerak benua kuno di Bumi tampaknya menunjukkan pola yang mirip dengan yang dikenali di Australia Barat," kata Johnson. "Kami ingin menguji temuan kami pada batuan purba ini untuk melihat apakah, seperti yang kami duga, model kami dapat diterapkan secara lebih luas."
Kobarkan Semangat Eksplorasi, National Geographic Apparel Stores Resmi Dibuka di Indonesia
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR