Nationalgeographic.co.id—Sebuah foto pemenang hadiah utama dalam Kompetisi Gambar Ekologi dan Evolusi BMC tahun ini menampilkan adegan suram jamur zombi yang menyerang lalat. Foto itu menangkap kematian lalat secara bersamaan dan kehidupan yang disebut jamur "zombi" yang memangsa serangga.
Kompetisi Foto Ekologi dan Evolusi BMC kedua telah menghasilkan koleksi gambar spektakuler. Menampilkan keajaiban dunia alam dan menekankan kebutuhan yang terus meningkat untuk melindunginya dari aktivitas manusia.
Semua gambar adalah akses terbuka dan tersedia secara bebas untuk digunakan di bawah lisensi Creative Commons Attribution 4.0 (CCBY).
Ahli biologi evolusioner dan fotografer konservasi dari University of Valencia di Spanyol, mengambil foto juara itu saat melakukan penelitian di Cagar Alam Tambopata di Peru tenggara.
Pada daun di Amazon Peru, kerangka luar lalat terbuka. Tujuh batang jamur muncul, melebar ke luar seperti bunga yang mengembang. Jamur sudah menguasai pikiran dan tubuh lalat—sekarang, saatnya mencari korban baru.
"Gambar itu menggambarkan penaklukan yang telah dibentuk oleh evolusi ribuan tahun," kata García-Roa dalam pernyataannya di eurekalert.
"Spora dari apa yang disebut jamur zombi telah menyusup ke dalam kerangka luar dan pikiran lalat dan memaksanya untuk bermigrasi ke lokasi yang lebih menguntungkan bagi pertumbuhan jamur," kata García-Roa.
"Tubuh buah kemudian keluar dari tubuh lalat dan akan dibuang untuk menginfeksi lebih banyak korban."
Jamur seperti yang terlihat di sini adalah entomopatogen—artinya mereka bertindak sebagai parasit pada serangga. Jamur ini biasanya membunuh atau melemahkan inangnya.
Jamur pembunuh ini mendapat julukan "jamur zombi" karena spora dapat mengendalikan otak dan sistem saraf pusat inangnya.
Salah satu jamur zombi yang menginfeksi jangkrik, misalnya, menggerogoti perut jangkrik jantan. Kemudian melepaskan bahan kimia psikoaktif yang menyebabkan jangkrik jantan meniru perilaku kawin jangkrik betina.
Source | : | Eurekalert,BMC Ecology and Evolution |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR