Nationalgeographic.co.id—Akademi Ilmu Pengetahuan Polandia telah mendefinisikan kucing domestik (Felis catus) sebagai "spesies alien invasif". Pengklasifikasian tersebut telah memicu pemilik kucing dan pecinta kucing menyatakan kemarahannya.
Lembaga ilmiah di Polandia itu, mendefinisikan kucing sebagai "alien" karena kucing dijinakkan di Timur Tengah. Kucing kemudian dimasukan ke dalam basis data nasional institut sains Polandia bersama 1.786 spesies lain tanpa mendapat perhatian.
Menurut lembaga tersebut, kucing dijinakkan di Timur Tengah sekitar 10.000 tahun yang lalu dan harus dianggap sebagai spesies asing. Kucing didomestikasi di tempat lahirnya peradaban besar di Timur Dekat kuno, yang membentang dari Lembah Nil hingga Mesopotamia selatan.
Oleh karena itu, dari sudut pandang ilmiah murni, di Eropa, dan karena itu juga di Polandia, kucing harus dianggap sebagai spesies asing. Mereka menyatakan bahwa spesies tersebut menimbulkan "risiko tak terduga bagi satwa liar setempat."
Menurut lembaga tersebut, kucing di Polandia membunuh dan memakan 48,1 dan 583,4 juta mamalia dan 8,9 dan 135,7 juta burung setiap tahun.
"Karena ada bukti ilmiah yang jelas tentang pengaruh negatif kucing domestik terhadap keanekaragaman hayati asli, kucing harus diklasifikasikan sebagai spesies asing invasif di negara kita," mengutip pernyataan lembaga itu.
Sementara itu, Wojciech Solarz, ahli biologi di Akademi Ilmu Pengetahuan Polandia kepada AP mengatakan, kucing memenuhi kriteria sebagai spesies invasif. "100 persen kucing memenuhi (kriteria) itu," kata Solarz.
Kriteria itu dinilai sejalan dengan pendapat yang dirumuskan oleh tim Invasive Alien Species sebagai bagian dari Komisi Eropa. Klasifikasi seperti itu konsisten dengan definisi yang diadopsi dalam database Spesies Asing di Polandia.
Tapi, meskipun ada bukti yang jelas tentang dampak negatif kucing domestik terhadap satwa liar asli, spesies ini tidak termasuk dalam spesies asing invasif menurut Uni Eropa. Hal itu karena kucing tidak memenuhi beberapa kriteria.
Kemunculan besar-besaran kucing dianggap karena pembiakan domestik, serta di lingkungan alami. Sehingga, kecil kemungkinan dimasukkannya kucing domestik ke dalam daftar Uni Eropa yang dapat secara efektif mencegah, meminimalkan, atau mengurangi dampaknya.
Selain itu, sesuai dengan regulasi, ketika mengadopsi atau memperbarui daftar Uni Eropa, Komisi Eropa mempertimbangkan, antara lain, aspek sosial ekonomi. Untuk alasan ini, kucing domestik saat ini tidak termasuk dalam daftar tersebut.
Source | : | The Polish Academy of Sciences |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR