Nationalgeographic.co.id—Mars adalah planet yang sangat kontras. Memiliki gunung berapi besar, ngarai yang dalam, dan kawah yang mungkin tidak menampung air yang mengalir. Ini akan menjadi lokasi yang luar biasa bagi wisatawan di masa depan untuk dijelajahi. Begitu kita menggerakkan koloni Planet Merah yang pertama kalinya.
Lokasi pendaratan untuk misi masa depan ini mungkin perlu dataran datar untuk alasan keamanan dan praktis. Akan tetapi mungkin mereka bisa mendarat dalam beberapa hari perjalanan dari beberapa geologi yang lebih menarik. Nah, berikut adalah beberapa lokasi yang bisa dikunjungi turis-turis Mars di masa depan. Apa sajakah itu?
Olympus Mons
Olympus Mons adalah gunung berapi paling ekstrim di tata surya. Terletak di wilayah vulkanik Tharsis. Menurut NASA, ukurannya hampir sama dengan negara bagian Arizona. Tingginya 25 kilometer membuatnya hampir tiga kali tinggi Gunung Everest di Bumi.
Olympus Mons adalah gunung berapi perisai raksasa, yang terbentuk setelah lava perlahan merayap menuruni lerengnya. Artinya, gunung ini mungkin mudah didaki oleh para penjelajah masa depan, karena kemiringannya rata-rata hanya 5 persen. Di puncaknya terdapat depresi spektakuler dengan lebar sekitar 85 km, dibentuk oleh ruang magma yang kehilangan lava (kemungkinan selama letusan) dan runtuh.
Valles Marineris
Mars tidak hanya menjadi tuan rumah gunung berapi terbesar di tata surya, tetapi juga ngarai terbesar. Menurut NASA, Valles Marineris memiliki panjang sekitar 3000 km. Itu sekitar empat kali lebih panjang dari Grand Canyon, yang memiliki panjang sekitar 800 km.
Para peneliti tidak yakin bagaimana Valles Marineris terbentuk, tetapi ada beberapa teori tentang pembentukannya. Banyak ilmuwan berpendapat bahwa ketika wilayah Tharsis terbentuk, itu berkontribusi pada pertumbuhan Valles Marineris. Lava yang bergerak melalui wilayah vulkanik mendorong kerak ke atas, yang memecah kerak menjadi patahan di wilayah lain. Seiring waktu, patah tulang ini tumbuh menjadi Valles Marineris.
Gunung berapi Tharsis
Source | : | Berbagai sumber |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR