Nationalgeographic.co.id—Para ahli ornitologi telah mendeskripsikan spesies baru burung yang ditemukan di pulau terisolasi di Amerika Selatan. Spesies baru burung ini ditemukan di Kepulauan Diego Ramirez yang terletak 100 kilometer dari Cape Horn, Chili Selatan.
Kepulauan Diego Ramirez merupakan gugus pulau-pulau paling selatan Amerika Selatan. Penemuan ini telah membuat para ahli biologi takjub bagaimana burung yang dikenal dengan "rayadito subantartika" ini terdapat di sana.
Temuan ini menyoroti pentingnya mengamati beberapa tempat paling terpencil di bumi. Laporan penemuan dan deskripsi lengkap temuan ini telah dipublikasikan di scientific reports.
Makalah tersebut merupakan jurnal akses terbuka. Jurnal ini bisa didapatkan dengan judul "The Subantarctic Rayadito (Aphrastura subantarctica), a new bird species on the southernmost islands of the Americas."
Dijelaskan, burung ini berwarna coklat, bertubuh kecil, dengan berat sekitar 16 gram atau kira-kira setengah ons dan memiliki corak hitam dan kuning bersama dengan paruh besar.
Spesies ini berbeda dari rayadito ekor duri dengan paruhnya yang lebih besar, tarsi yang lebih panjang, ekor yang lebih pendek, dan massa tubuh yang lebih besar.
Ia bergerak pada jarak yang lebih pendek dari permukaan tanah, dan bukannya bersarang di rongga di pohon, ia berkembang biak di rongga di tanah, mencerminkan sejarah kehidupan yang berbeda.
"Perbedaan genetik, morfologis, dan ekologis dari populasi rayadito subantarktika, yang mungkin dihasilkan dari isolasi di sebuah pulau dengan habitat yang berbeda, mungkin merupakan proses evolusi yang sedang berlangsung," kata para penulis.
"Karena ukuran kecil pulau Diego Ramírez dan potensi kedatangan predator mamalia eksotis, sangat mendesak untuk melindungi spesies endemik baru ini dari kepunahan."
Kepulauan Diego Ramirez tidak hanya terisolasi secara geografis, tetapi juga tidak memiliki predator mamalia darat dan tanaman berkayu, menurut studi tersebut.
Kelompok kecil pulau-pulau sub-Antarktika memiliki iklim tundra, yang berarti bahwa pertumbuhan pohon di gugus kepulauan terhambat oleh suhu yang pekat dan musim tanam yang pendek.
Source | : | Reuters,Scientific Reports |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR