Kerusuhan Nika menyebabkan banyak kehancuran kota, yang memberi kesempatan kepada Justinian dan Theodora untuk membangunnya kembali. Program pembangunan kembali kekaisaran menjadikan Konstantinopel sebagai salah satu kota terindah di dunia saat itu. Pencapaian paling ikonik dari program pembangunan kembali ini adalah Hagia Sophia. Selama kerusuhan Nika, gereja telah dihancurkan, dan Justinianus memiliki yang baru (struktur ketiga dan saat ini) dibangun kembali di tempatnya.
Pemenang Hak Asasi Manusia
Theodora juga melembagakan sejumlah reformasi yang dapat digambarkan sebagai yang terdepan pada masanya. Misalnya, ia berhasil mengakhiri penganiayaan terhadap kaum Monofisit pada tahun 553 M. Sejumlah reformasi Theodora ditujukan untuk kesejahteraan perempuan. Misalnya, Theodora mengesahkan undang-undang yang mengizinkan perempuan memiliki dan mewarisi properti, memberi perempuan lebih banyak hak dalam kasus perceraian, dan menerapkan hukuman mati untuk pemerkosaan.
Pada tahun 548 M, Theodora meninggal, kemungkinan karena kanker atau gangren. Kematian permaisuri merupakan pukulan telak bagi Justinian, yang memerintah selama sekitar 20 tahun lagi. Theodora dimakamkan di Gereja Para Rasul Suci di Konstantinopel. Theodora (bersama suaminya) dianggap sebagai orang suci oleh Gereja Ortodoks Timur, dan hari rayanya adalah 14 November.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR