Nationalgeographic.co.id - Ketika sampel pertama planet Mars kembali ke Bumi, para ilmuwan harus waspada terhadap bakteri tidur purba, sebuah peringatan dari studi baru.
Dalam studi pertama dari jenisnya, tim peneliti, termasuk Brian Hoffman dan Ajay Sharma dari Northwestern University, menemukan bahwa bakteri purba dapat bertahan hidup di dekat permukaan planet Mars. Bahkan menurut mereka bisa lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya. Ketika bakteri itu terkubur, dengan demikian, ia terlindungi dari radiasi kosmis galaksi dan proton matahari. Tentu saja ini akan membuat mereka dapat bertahan lebih lama.
Temuan ini memperkuat kemungkinan bahwa jika kehidupan pernah berevolusi di Mars, sisa-sisa biologisnya mungkin terungkap dalam misi masa depan. Termasuk di antaranya misi ExoMars (Rosalind Franklin rover) dan Mars Life Explorer, yang akan membawa latihan untuk mengekstraksi material yang berada 2 meter di bawah permukaan Mars.
Dan karena para ilmuwan membuktikan bahwa jenis bakteri tertentu dapat bertahan hidup meskipun lingkungan Mars keras, maka astronaut masa depan dan wisatawan luar angkasa dapat secara tidak sengaja mencemari Mars dengan bakteri mereka sendiri yang menumpang.
Makalah temuan tersebut telah dipublikasikan kemarin 25 Oktober di jurnal Astrobiology dengan menuliskan judul “Effects of Desiccation and Freezing on Microbial Ionizing Radiation Survivability: Considerations for Mars Sample Return.”
"Organisme model kami berfungsi sebagai proxy untuk kontaminasi ke depan Mars, serta kontaminasi ke belakang Bumi, yang keduanya harus dihindari," kata Michael Daly, seorang profesor patologi di Uniformed Services University of the Health Sciences (USU) dan anggota Komite Akademi Nasional untuk Perlindungan Planet, yang memimpin penelitian. "Yang penting, temuan ini memiliki implikasi biodefense juga, karena ancaman agen biologis, seperti Anthrax, tetap menjadi perhatian militer dan pertahanan tanah air."
"Kami menyimpulkan bahwa kontaminasi terestrial di Mars pada dasarnya akan permanen—selama jangka waktu ribuan tahun," kata Hoffman, rekan penulis senior studi tersebut. "Ini bisa memperumit upaya ilmiah untuk mencari kehidupan Mars. Demikian juga, jika mikrob berevolusi di Mars, mereka bisa bertahan hingga hari ini. Itu berarti sampel Mars yang dikembalikan bisa saja mencemari Bumi."
Baca Juga: Hasil Analisis Empat Mikroba di Luar Angkasa, Tiga Tak Dikenal Sains
Baca Juga: Bakteri dari Luar Angkasa Dapat Mengancam Sistem Kekebalan Tubuh Manusia
Baca Juga: Aduh! Air Minum di Stasiun Luar Angkasa Internasional Tercemar Bakteri
Hoffman adalah profesor biosains molekuler di Weinberg College of Arts and Sciences di Northwestern. Dia juga adalah anggota Chemistry of Life Processes Institute.
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR