Nationalgeographic.co.id – Orang Mesir kuno sangat peduli dengan keluarga, tetapi pernikahan adalah pilihan pribadi yang diputuskan oleh pasangan yang ingin menikah. Fakta menikah bukan dipaksakan atas keinginan keluarga ini dibuktikan dengan reruntuhan Deir el-Medina, yang merupakan desa pekerja yang terletak di Lembah para Raja dan berkembang selama Kerajaan Baru. Pria muda memilih pasangan mereka, dan setelah menyetujui 'pernikahan', mereka akan memberi tahu orang tua dan teman dekat tentang keputusan tersebut.
Dikutip Wondrium Daily, konsep pernikahan di Mesir kuno memang ada, tetapi dalam bahasa Afro-Asia yang digunakan pada saat itu, tidak ada padanan kata kerja 'menikah'. Namun, keputusan itu sangat dihormati, dan bahkan perceraian dimungkinkan.
Usia rata-rata pria untuk menikah adalah sekitar 20 tahun. Gadis yang dipilih biasanya terlihat lebih muda, mungkin 12 atau 13 tahun. Dia mungkin pernah bertemu dengannya di ladang, pasar, atau hanya di jalanan. Bagaimanapun, cinta adalah emosi yang dihargai, dan puisi Mesir adalah saksinya. Setelah beberapa kali bertemu, pria itu melamar dan gadis itu setuju untuk menikah dengannya. Mereka mungkin belum tentu jatuh cinta, tetapi tidak ada yang memaksa mereka untuk melakukan apa pun.
Upacara Pernikahan Mesir
Bukti menunjukkan tidak ada upacara pernikahan resmi. Ketika pasangan memutuskan untuk memulai hidup bersama dan mengumumkannya kepada orang tua dan teman-teman mereka, mereka mulai hidup bersama. Namun, ada kontrak yang melibatkan transfer properti, yang membuat keduanya terikat secara finansial satu sama lain.
Perceraian juga umum, meski tidak disukai. Dalam kasus perceraian, istri berhak atas sepertiga dari harta perkawinan. Namun, beberapa pria hanya mendorong istri keluar rumah tanpa menghormati aturan dan kontrak. Meskipun demikian, Mesir kuno tidak terkecuali dengan tujuan pernikahan yaitu mendapatkan keturunan.
Memiliki Anak di Mesir Kuno
Situasi yang ideal adalah bahwa istri akan hamil beberapa saat setelah menikah. Anak-anak sangat diinginkan, tetapi tidak ada bukti bahwa memiliki anak laki-laki lebih disukai daripada anak perempuan. Jika istri tidak hamil setelah beberapa saat, ada beberapa solusi.
Solusi masalah kehamilan pertama adalah membeli mantra sihir. Sihir memiliki peran penting di Mesir dan diyakini dapat menyelesaikan banyak masalah, termasuk kesulitan kehamilan. Selain itu, wanita bisa berdoa di kuil Hathor. Hathor adalah dewi berkepala sapi, terkait erat dengan wanita dan kesuburan. Persembahan yang diberikan kepada dewi ini biasanya berupa alat kelamin wanita, payudara wanita, dan penis. Namun, jika sang dewi tidak bisa berbuat apa-apa, pasangan itu bisa mengadopsi anak.
Baca Juga: Mengapa Pria Mesir Kuno Menggunakan Riasan Mata? Ini Alasannya
Baca Juga: Ketika Ilmuwan Membangkitkan Kembali Bir Firaun dari Mesir Kuno
Baca Juga: Mumi Janin Ditemukan dalam Rahim Wanita Mesir Berusia 2.000 Tahun
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | Wondrium Daily |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR