Mengukur jumlah cahaya yang terlihat oleh instrumen baik untuk jalur Ganesha yang sebenarnya maupun transek hipotetis melalui area paling terang dari lautan susu memberikan angka yang diperlukan untuk mulai memahami bagaimana tampilan cahaya ini berkembang. Selain itu, mengetahui bagaimana lautan susu itu muncul di permukaan memberi peneliti lebih banyak konteks tentang apa yang mereka lihat dari luar angkasa.
Yang juga penting, dengan konfirmasi saksi mata di tangan, kepercayaan pada pengukuran berbasis luar angkasa ini meroket, kata Miller. Data-data ini menjadi sumber daya yang layak untuk membantu ekspedisi masa depan dalam memandu kapal penelitian menargetkan dan mempelajari lautan susu secara rinci.
Peluang untuk mempelajari misteri ilmiah yang belum terpecahkan sangatlah langka dalam sains modern, itulah sebabnya pengamatan yang belum pernah terlihat ini sangat menarik, kata Miller. Memahami apa yang dilihat satelit, dan apa yang sebenarnya terjadi di permukaan (atau dalam hal ini, lautan) memerlukan pengamatan yang, sering kali, tidak dapat dilakukan oleh para ilmuwan.
Baca Juga: Dunia Hewan: Berubah Lunak, Cara Karang Bertahan Hidup di Lautan Asam
Baca Juga: Dunia Hewan: Peneliti Memecahkan Misteri Karang yang Bercahaya
Baca Juga: Dunia Hewan: Bagaimana Ikan Bertahan dari Tekanan Ekstrem di Lautan?
“Hubungan yang hilang (missing link) terbesar dalam penelitian kami dari tahun lalu [pada deteksi laut susu berbasis Day-Night Band dan menyoroti peristiwa Jawa 2019] adalah kurangnya kebenaran dari permukaan,” kata Miller. “Tetapi studi saat ini menyediakannya. Sangat melegakan mendapatkan kontak dari kru Ganesha ini.”
Ke depan, terobosan dalam pengamatan satelit ini dapat memberikan peluang baru untuk mempelajari salah satu kejadian paling langka dan paling misterius di lautan itu.
“Dengan kemampuan kami dalam komunitas ilmiah untuk melihat fenomena ini dari luar angkasa, kami berharap lebih banyak saksi langsung akan muncul, menghubungkan lebih banyak potongan teka-teki eksplorasi ilmiah tersebut,” ucap Miller.
“Di atas segalanya, saya bermimpi suatu hari berada di kapal saat kami menyeberang ke lautan susu yang luas, kami semua menyelam dan berjemur di cahayanya!” seru Miller bersemangat.
Source | : | Colorado State University |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR