Tutankhamun, bagi banyak orang, adalah Firaun paling terkenal di Mesir. Ia menjadi populer ribuan tahun setelah kematiannya berkat temuan makamnya yang spektakuler oleh Howard Carter. Orang mungkin akan bertanya-tanya, apa yang pernah dicapai oleh firaun remaja ini? Di manakah patung dan monumen kolosal yang jadi bukti kejayaannya yang abadi? Selain Tutankhamun, ada banyak firaun Mesir kuno yang berjasa bagi peradaban Mesir kuno. Salah satu yang paling terkenal adalah Ramses II. Ia bahkan digelari Ramses II Agung. Oleh Penerusnya dan orang-orang Mesir, ia disebut Leluhur Agung. Apa yang dilakukan Ramses II hingga ia disebut sebagai Leluhur Agung dan dikenang hingga kini?
Ramses II mewarisi Mesir dari Firaun Agung, Seti I
Pemerintahan Ramses I hanya berlangsung dua tahun. Kemudian digantikan oleh Seti yang bertahan selama hampir 15 tahun.
Untuk masalah militer, Seti tidak membuang waktu untuk melegitimasi klaim putranya atas takhta. “Ramses II diangkat menjadi panglima tertinggi pada usia 10 tahun,” ungkap Guillaume Deprez di laman The Collector.
Komandan muda itu menyaksikan ayahnya merebut kembali kota yang penting secara strategis, Kadesh. Sang putra menyaksikan bagaimana ayahnya berhasil menyaingi prestasi para firaun masa lalu. Dan Ramses pun mengikuti jejaknya untuk tetap unggul.
Ramses II memiliki masa kepemimpinan terpanjang dibandingkan dengan firaun lain.
Ramses menjadi Firaun di awal usia 20-an dan kemudian memerintah selama hampir 67 tahun. Hanya Pepi II yang sebelumnya memerintah selama itu, sekitar 63 tahun.
Pemerintahan Ramses II adalah pertunjukan kekuatan, dari perbatasan selatan ke Suriah. Thutmose III pertama merebut Kadesh, Akhenaten kemudian kehilangannya, Seti I merebutnya kembali namun Kadesh juga terlepas dari Mesir kuno.
Mendapatkan kembali Kadesh menjadi pencapaian militer yang menentukan Ramses II. Dalam perjalanan ke sana, setiap wilayah asing gemetar di hadapannya.
Ramses II adalah dewa yang hidup
Firaun adalah penerus dewa, Horus. Sebagian besar firaun juga merupakan putra dewa matahari Ra.
Seseorang melihat firaun di antara para dewa, tetapi sebagai bawahan, melayani persembahan atau diberikan bantuan. Firaun, fungsinya adalah ilahi namun pribadinya adalah manusia.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR