Ramses lebih dari sekadar ‘dewa yang baik’. Jauh di dalam kuil Abu Simbel terdapat patung-patung yang duduk berdampingan. Empat dewa: Ptah, Amun-Ra, Ramses, dan Ra-Horakhty. Ramses II di antara para dewa, sebagai yang setara, bukan dewa yang lebih rendah. Relief menunjukkan Ramses II, sang pria, memberikan persembahan kepada Ramses II, sang dewa.
Sebuah prasasti menggambarkan seorang pria memberikan persembahan kepada patung Ramses II, “dewa agung yang mendengar petisi umat manusia”. Patung itu disembah dan menerima persembahan, seperti dewa sejati.
Membangun banyak monumen di seluruh Mesir kuno
Menulis sejarah di atas batu memang cara terbaik untuk mengamankan warisan dan mengeklaim kemenangan.
Kadesh berakhir dengan jalan buntu yang diakhiri dengan perjanjian damai. Perdamaian membawa stabilitas dan kemakmuran, memungkinkan Ramses II menjadi pembangun Mesir Kuno yang paling produktif.
Ramses mulai membangun saat masih menjadi ahli waris. Segera setelah menjadi firaun, ia bekerja untuk menciptakan warisan abadi. Ringkasan kasar monumen Ramses:
Ramses II juga menggunakan metode khas Mesir yang digunakan untuk menenangkan firaun yang tidak sabar. Ambil kuil atau patung yang ada, hapus nama Firaun yang membangunnya, dan ganti dengan namanya sendiri.
Ramses mengubah Mesir menjadi situs bangunan yang sangat besar, dari Laut Mediterania hingga Nubia.
Makamnya adalah yang terbesar di Lembah Para Raja
Ramses II membangun sendiri makam individu terbesar di Lembah Para Raja. Bagi putra-putranya, dibangun sebuah makam kerajaan cukup besar untuk menampung lebih dari 120 pangeran. Sayangnya, kedua makam tersebut rusak parah akibat hujan deras yang jarang terjadi namun merusak.
Delapan kali lebih besar dari makam Tutankhamun, yang berisi 5.000 barang-barang makam, makam Ramses memiliki ruang permakaman bernama ‘Rumah Emas’.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR