Nationalgeographic.co.id—Sirene atau Siren adalah jenis makhluk yang ditemukan dalam mitologi Yunani kuno. Biasanya digambarkan sebagai makhluk cantik tapi berbahaya, sirene dikenang karena merayu para pelaut dengan suara merdu mereka, dan, dengan melakukan itu, memikat mereka sampai mati. Sirene telah disebutkan oleh banyak penulis Yunani kuno. Bisa dibilang salah satu referensi paling terkenal tentang sirene berasal dari Homer's Odyssey, di mana pahlawan Odysseus bertemu dengan sirene selama perjalanan pulang dari Troy.
Dalam banyak sumber tertulis mitologi Yunani, jumlah sirene, terkadang dieja sebagai seirene, bervariasi tergantung pada penulis yang menceritakan kisah mitosnya. Homer, misalnya, tidak menyebutkan nomor maupun nama sirene yang ditemui Odiseus dan teman-temannya. Namun, penulis lain lebih deskriptif. Misalnya, ada yang menyatakan ada dua sirene, Aglaopheme dan Thelxiepeia, sementara yang lain mengklaim ada tiga sirene; Peisinoë, Aglaope dan Thelxiepeia atau Parthenope, Ligeia dan Leucosia.
Penulis mitologi Yunani juga tidak setuju satu sama lain tentang asal usul sirene. Seorang penulis, misalnya, mengklaim bahwa sirene adalah putri Phorcys (dewa laut purba), sementara yang lain menyatakan bahwa mereka adalah anak-anak Terpsichore (salah satu dari sembilan Muses). Menurut salah satu tradisi, sirene adalah sahabat atau hamba perempuan Persephone, putri Zeus dan Demeter.
Setelah penculikan Persephone oleh Hades, sirene diberi sayap. Menurut beberapa penulis, sayap diminta oleh sirene itu sendiri, agar lebih efektif dalam mencari majikannya. Penulis lain mengaitkan sayap ini dengan hukuman yang dijatuhkan oleh Demeter, karena sirene gagal mencegah penculikan Persephone.
Bagaimanapun, hubungan dengan mitos penculikan Persephone ini berkontribusi pada penggambaran sirene oleh orang Yunani kuno. Secara umum, makhluk ini digambarkan sebagai burung berkepala perempuan. Dalam beberapa kasus, sirene mitologi Yunani juga digambarkan dengan tangan. Menurut para peneliti, sirene (atau setidaknya cara penggambarannya) berasal dari Timur (ba Mesir kuno, misalnya, sering digambarkan sebagai burung berkepala manusia).
Lagu Menggoda Sirene, The Sirens of the Odyssey
Sirene muncul dalam banyak mitos Yunani kuno. Salah satu cerita paling terkenal tentang sirene dapat ditemukan di Homer's Odyssey. Dalam literatur ini, sirene dikatakan hidup di sebuah pulau dekat Scylla dan Charybdis, dan pahlawan Odysseus diperingatkan tentang mereka oleh Circe.
Untuk menghentikan anak buahnya tergoda oleh nyanyian sirene, Odiseus menyuruh anak buahnya menyumbat telinga mereka dengan lilin. Karena sang pahlawan ingin mendengar nyanyian sirene, dia memerintahkan anak buahnya untuk mengikatnya erat-erat ke tiang kapal. Saat Odysseus dan orang-orangnya berlayar melewati pulau yang dihuni sirene, orang-orang itu tidak terpengaruh oleh nyanyian mereka, karena mereka tidak dapat mendengarnya. Adapun Odiseus, dia mendengar sirene bernyanyi, tetapi hidup untuk menceritakan kisah itu, diikat ke tiang kapal.
Baca Juga: Kisah Hercules, Manusia Setengah Dewa dari Mitologi Yunani Kuno
Baca Juga: Perang Titan, Asal-usul Zeus Jadi Dewa Terkuat dalam Mitologi Yunani
Baca Juga: Mitologi Yunani: Hera Menggulingkan Zeus, Dendam Gara-gara Selingkuh
Kisah Siren lain dari mitologi Yunani adalah tentang Jason dan Argonauts. Seperti Odiseus, Jason dan anak buahnya juga harus berlayar melewati pulau sirene. Untungnya bagi Argonauts, mereka memiliki Orpheus, musisi legendaris, bersama mereka. Saat sirene mulai menyanyikan lagu mereka, dengan harapan bisa merayu para Argonaut, Orpheus memainkan sebuah lagu dengan kecapinya.
Musiknya mengalahkan suara sirene mitologi Yunani, dan para Argonauts dapat berlayar dengan selamat melewati pulau itu. Hanya satu Argonaut, Butes, yang terpesona, dan akibatnya dia melompat keluar dari kapal untuk berenang ke arah mereka. Namun beruntung, dia diselamatkan oleh Aphrodite, yang membawanya dari laut, dan menempatkannya di Lilybaeum.
Mengintip Inisiatif 'Blue Carbon' Terbesar di Dunia dari Negara Termiskin di Asia
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR