“Kami bekerja dari model tengkorak 3D, kemudian menambahkan lapisan otot dan benar-benar membentuk wajah,” kata Nelson.
Nelson mengungkapkan jika anatomi tengkorak memandu rekonstruksi wajah. Menurutnya, itu adalah penampilan yang jauh lebih realistis daripada yang pernah dilihat sebelumnya.
Sentuhan terakhir, yang belum pernah menjadi bagian dari rekonstruksi wajah Tutankhamun sebelumnya, adalah penyertaan khepresh di atas kepalanya.
Baca Juga: Era Tutmania, Bagaimana Firaun Tutankhamun Menguasai Budaya Pop?
Baca Juga: Pahlawan Tanpa Tanda Jasa di Balik Penemuan Makam Tutankhamun
Baca Juga: Lima Fakta soal Raja Tut yang sejak Bocah sudah Jadi Firaun Mesir
“Khepresh, yang merupakan mahkota pertempuran Tutankhamun, benar-benar menyempurnakan rekonstruksi, “kata Nelson. Ada banyak ilustrasi dan penggambaran Tutankhamun mengenakan mahkotanya, dengan ular di depan dalam seni Mesir. Sehingga Nelson dan timnya memilih untuk memasangkan mahkota itu.
“Tujuan dari rekonstruksi ini adalah untuk benar-benar menceritakan kisah Firaun Tutankhamun sebagai pribadi dan siapa dia sebagai firaun muda,” ungkap Nelson.
Ketika mengunjungi situ-situs kuno, termasuk makam Tutankhamun, seseorang mungkin ingin melihat wajahnya. Lewat hasil rekonstruksi Nelon dan timnya, wajah Tutankhamun yang menyerupai aslinya bisa dinikmati oleh dunia. Rekonstruksi itu seakan “menghidupkan” kembali Tutankhamun, firaun yang fenomenal itu.
Source | : | Ancient Pages |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR