Nationalgeographic.co.id—Pria dengan hidung terbesar di dunia tercatat dalam Guinness Book of Records. Ia juga merupakan pemain dalam pertunjukan sirkus yang dikenal sebagai pertunjukan aneh, Ripley's Believe It or Not.
Hidung sepanjang 20 cm sejatinya merupakan gejala penyakit yang tidak diketahui. Penyakit itu menyebabkan kecerdasannya berhenti berkembang pada usia lima tahun. Dialah Thomas Wedders alias Thomas Wadhouse.
"Akibat hidungnya yang sangat besar, ia dianggap sebagai orang aneh dan idiot, tapi itu juga yang membuatnya menjadi sangat lucu." tulis Irena Curik kepada History of Yesterday dalam artikel berjudul The Man With the Biggest Nose in the World Was Also the Biggest Circus Attraction, terbit 30 November 2022.
Peneliti menduga bahwa orang tuanya adalah saudara kandung. Ia lahir sekitar tahun 1730 di Yorkshire, Inggris, dan meninggal sekitar tahun 1780, tak lama sebelum tenda sirkus pertama dibangun di London, tempat pertunjukan diadakan sepanjang tahun.
Pada akhirnya, Wedders mulai bergabung dalam sirkus. Ada banyak alasan untuk ia bergabung dengan sirkus. Sirkus menyenangkan: penuh pertunjukan trik, aksi, dan ilusi, menghipnotis.
"Menurutnya, sirkus dapat menghibur yang malang, yang miskin, dan yang kecewa dengan kenyataan hidupnya," imbuhnya. Namun, ada fakta yang menarik di balik itu semua.
Pada abad ke-18 hingga abad ke-19, bagi orang-orang dengan kelainan bentuk fisik akan dipanggil untuk bergabung dengan sirkus. Mereka bersedia karena inilah satu-satunya kesempatan mereka untuk dapat hidup layak.
Pertunjukan sirkus manusia aneh sebenarnya berasal dari konsensus sosial dalam berurusan dengan anggota masyarakat yang kurang beruntung, karena mereka lahir dengan kelangkaan biologis yang ekstrem.
Kenyataannya, kehidupan di Inggris abad ke-18 sangat brutal. Kota-kota di sana kotor, berisik, dan penuh sesak. Banyak keluarga terpaksa tinggal di kamar tunggal di rumah petak bobrok atau di ruang bawah tanah yang lembab, tanpa sanitasi atau udara segar.
Kondisi air minum sering tercemar limbah dan sampah yang membusuk di jalanan. Masalah pembuangan jenazah secara sembarangan atau diruang publik, hanya menambah bau busuk dan pembusukan.
Menurut catatan, lebih banyak orang meninggal di London setiap tahun daripada yang dibaptis, dan tanpa gelombang migran yang terus-menerus datang ke kota-kota dari daerah pedesaan, populasi London akan mati.
Baca Juga: Kisah Nahas Sabo dan Bitio, Korban Rasisme 'Sirkus Manusia' di Belgia
Baca Juga: Prancis Bakal Melarang Penggunaan Hewan untuk Sirkus dan Pertunjukan
Baca Juga: Restorasi Museum Rasisme, Sirkus Manusia di Belgia dari Tahun 1897
Baca Juga: Kisah Tragis Big Mary, Gajah Sirkus Terkenal yang Dihukum Gantung
Setiap anak meninggal sebelum mereka berusia dua tahun, sebagian besar karena kekurangan gizi, kondisi air yang buruk, makanan yang kotor dan jorok, serta kebersihan yang buruk.
Orang miskin hidup dari roti dan kentang. Daging adalah kemewahan yang langka dan banyak yang kesulitan menemukan makanan berikutnya atau tempat yang hangat untuk tidur. Pekerjaan itu sulit, dibayar rendah, dan menjelang digantikan oleh mesin.
Pameran kebun binatang keliling, akrobat, sirkus hewan, dan pertunjukan sandiwara manusia dengan cacat fisik, ditampilkan sebagai pamean aneh. Serangkaian sirkus itu adalah satu-satunya hiburan bagi orang miskin, lapar, dan malang di sana.
Wedders menjadi lapang sebagai pemain sirkus aneh dengan hidungnya yang besar, menjadi hiburan bagi orang-orang miskin yang kelaparan. Namun, dari sana, ia kemudian dikenal dunia sebagai manusia pertama yang memulai sirkus orang-orang aneh di dunia.
Source | : | History of Yesterday |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR