Nationalgeographic.co.id—Hidup berdua hanya bersama pasangan tampaknya akan menimbulkan kesepian bagi siapa pun. Tingkat kesepian yang lebih tinggi ini terutama terkait pada mereka yang berusia di atas 50 tahun. Pada saat itu anak-anak mereka sudah beranjak dewasa dan punya keluarga sendiri.
Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kesepian ini? Salah satunya adalah dengan sukarela merawat cucu.
Berdasarkan analisis data dari 28 penelitian, yang terdiri atas 191.652 peserta dari 21 negara, sebuah studi tinjaun menemukan bahwa menjadi sukarelawan atau merawat cucu dengan sukarela dapat membantu mengurangi rasa kesepian. Temuan ini telah diterbitkan di jurnal Aging and Mental Health pada 23 November 2022.
Dalam studi ini tim ahli internasional yang dipimpin oleh para ilmuwan di King's College London menyatakan bahwa hasil tersebut menyoroti kebutuhan untuk mengembangkan intervensi yang ditargetkan untuk memerangi kesepian bagi orang-orang dewasa yang lebih tua. Terutama orang tua yang hanya hidup dengan atau merawat pasangan mereka.
"Kesendirian dapat membuat orang-orang merasa terisolasi dan terputus dari orang-orang lain - dan dapat memiliki berbagai efek negatif pada kesehatan fisik dan mental mereka," kata Samia Akhter-Khan, penulis utama studi ini yang merupakan kandidat PhD di Institute of Psychiatry, Psychology & Neuroscience di King's College London.
"Ada kebutuhan mendesak untuk mengidentifikasi orang-orang yang mungkin lebih rentan merasa kesepian -- dan untuk mengembangkan solusi terarah untuk mencegah dan mengurangi kesepian pada kelompok populasi ini," tegas Akhter-Khan seperti dikutip dari keterangan tertulis Taylor & Francis Group.
“Temuan kami menunjukkan bahwa memberikan perhatian kepada pasangan dengan kondisi kesehatan yang kompleks, terutama demensia atau penyakit Alzheimer, terkait dengan tingkat kesepian yang lebih tinggi – sedangkan merawat anak-anak atau menjadi sukarelawan dapat membantu mengurangi kesepian pada orang-orang dewasa yang lebih tua.”
Kesepian memiliki banyak penyebab berbeda, yang akan bervariasi dari orang ke orang. Menurut para peneliti, mengetahui orang-orang mana yang paling berisiko akan mengarah pada pendekatan yang ditargetkan untuk membantu orang-orang yang merasa kesepian.
Orang-orang dewasa yang lebih tua menyumbangkan banyak perawatan dan kegiatan-kegiatan lain yang tidak dibayar. Namun, masih belum jelas bagaimana kontribusi-kontribusi yang berarti bagi masyarakat ini terkait dengan kesepian.
Pengasuhan dan kerelawanan juga dapat memenuhi harapan utama di usia yang lebih tua, yakni harapan untuk berkontribusi secara berarti. Sayngnya, ini belum sepenuhnya dipertimbangkan dalam penelitian dan intervensi kesepian, menurut Social Relationship Expectations Framework yang diterbitkan para peneliti tersebut.
Tinjauan sistematis baru ini mencakup 28 studi dari negara-negara termasuk Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Selandia Baru, Tiongkok, dan banyak lainnya. Para peneliti menyelidiki hubungan antara jenis aktivitas tertentu yang tidak dibayar -termasuk merawat pasangan, merawat cucu atau menjadi sukarelawan- dengan kesepian pada orang-orang berusia di atas 50 tahun.
Mereka menemukan bahwa merawat cucu (atau anak lain yang tidak berhubungan) dikaitkan dengan tingkat kesepian yang lebih rendah dalam enam dari tujuh penelitian. Menjadi sukarelawan dalam kegiatan sosial juga terkait dengan tingkat kesepian yang lebih rendah dalam lima dari enam penelitian. Adapun memberikan perhatian kepada pasangan atau pasangan secara konsisten dikaitkan dengan tingkat kesepian yang lebih tinggi.
“Ini adalah tinjauan pertama dari jenisnya untuk menyelidiki secara sistematis hubungan antara pengasuhan orang tua dan kegiatan sukarela dan kesepian,” ujar Matthew Prina, Kepala Kelompok Penelitian Epidemiologi Sosial di King's College London yang juga menjadi peneliti dalam studi ini.
Baca Juga: Ini Tiga Waktu Kehidupan di Mana Manusia Merasa Sangat Kesepian
Baca Juga: Studi Terbaru: Smartphone Bisa Deteksi Tingkat Kesepian Penggunanya
Baca Juga: Ketergantungan Pada Smartphone Bisa Sebabkan Depresi dan Kesepian
"Penelitian lebih lanjut sekarang akan diperlukan untuk menyelidiki kebutuhan para pengasuh yang lebih tua -serta untuk memeriksa hambatan, peluang, dan pemenuhan untuk terlibat dalam kegiatan yang bermakna," tutur Prina.
"Ini dapat membantu menjelaskan 'dosis' optimal dari menjadi sukarelawan dan merawat cucu dan mengidentifikasi cara untuk memaksimalkan efek menguntungkan potensial mereka dalam memerangi kesepian di atas usia 50-an."
Makalah studi ini menyoroti bahwa semua studi yang termasuk dalam tinjauan ini dilakukan di negara-negara berpenghasilan tinggi dan sebelum pandemi COVID-19. Penelitian di masa depan harus mengambil langkah-langkah untuk mempromosikan bukti dari negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, seperti penelitian terbaru para peneliti tentang Indonesia, dan mempertimbangkan faktor eksternal tertentu—seperti pandemi global, lockdown, situasi konflik, dan perubahan iklim—ketika menyelidiki hubungan antara aktivitas orang-orang yang tidak dibayar dengan kesepian.
"Menghormati orang-orang dewasa yang lebih tua atas kontribusi mereka dan menghargai aktivitas mereka yang tidak dibayar kemungkinan akan memainkan peran penting dalam mengurangi kesepian," tegas Prina.
Source | : | Taylor & Francis Newsroom |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR