Meski Kaisar Yongle tidak secara langsung menempatkan Tiongkok di peta dunia, semua berawal darinya.
Untuk mencapai tujuannya, Kaisar Yongle membutuhkan seseorang yang mau menghabiskan sebagian besar hidupnya di laut. Pasalnya, tidak ada yang tahu apa yang menanti di perairan barat yang akan diarungi saat itu. Atau musuh seperti apa yang akan dihadapi saat memulai perjalanan penuh bahaya itu.
Andil Laksamana Cheng Ho dalam menempatkan Tiongkok di peta dunia
Orang yang dipilih untuk perjalanan ini adalah Laksamana Cheng Ho. Ia jugalah yang akhirnya menempatkan Tiongkok di peta dunia.
“Cheng Ho berasal dari provinsi Yunnan selatan. Seorang Muslim,” ungkap Tapalaga. Ia adalah keturunan dari seorang menteri dinasti Mongolia. Dengan penaklukan provinsi asalnya oleh dinasti Ming, ia menjadi tawanan di istana kaisar.
Seiring waktu Cheng Ho menjalankan banyak tugas penting. Ia bertarung di sisi Kaisar Yongle sampai akhirnya mendapatkan rasa hormat dan kepercayaan dari sang kaisar.
Sejarawan mengatakan bahwa Cheng Ho adalah seorang visioner yang melihat potensi Tiongkok. Di saat yang sama, sang laksamana yakin jika tidak ada masa depan bagi bangsa Mongol yang kejam.
Ekspedisi yang membuahkan hasil
Pada tahun 1403 Yongle memberikan kepercayaan pada laksamananya untuk memimpin armada besar. “Armada itu akan melakukan ekspedisi ke dunia luar dan menunjukkan kekuatan dinasti Ming,” Tapalaga menambahkan lagi.
Inti armada diwakili oleh kapal dagang sepanjang 80 meter dan sarat dengan segala jenis barang khas dari Tiongkok. Para prajurit yang melindungi armada itu berada di dalam kapal yang sama atau menggunakan kapal kecil yang mengikuti dari belakang.
Pada 1405, armada besar Tiongkok pertama siap untuk berlayar. Armada yang dipimpin Cheng Ho terdiri dari 62 kapal dengan awak 28.000 orang.
Cheng Ho kemudian melakukan perjalanan jauh dan luas melalui Vietnam, Jawa, Srilangka, dan India Selatan. Di semua tempat itu, barang-barang mewah seperti porselen dan sutra ditukar dengan rempah-rempah, hewan eksotis, dan benda-benda lain yang berharga.
Source | : | History of Yesterday |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR