Dalam hemat Hamengkubuwana II, laki-laki memiliki sisi gelap dalam hidupnya karena berpotensi memiliki sifat memberontak dan merongrong hegemoni raja. Berbanding terbalik dengan sifat sebaliknya yang dimiliki kaum perempuan.
Baca Juga: Prajurit Estri, Perempuan Perkasa yang Ditakuti Pemerintah Kolonial
Baca Juga: Kehebatan 9 Pendekar Perempuan dalam Sejarah Dunia
Baca Juga: Singkap Stigma Kehidupan Perempuan-perempuan Jawa Sebelum Abad ke-20
Dengan dibentuknya prajurit perempuan di keraton Yogyakarta, mereka tak hanya bertugas menjaga keamanan keraton, mereka juga dipercayai untuk mengatur keuangan keraton. Kembali lagi pada sisi keragu-raguan raja terhadap prajurit laki-laki.
"Dengan kepercayaan yang diberikan oleh Sultan Hamengkubuwana II, Korps Prajurit Estri ini juga ikut bertani maupun berkebun dalam masyarakat Jawa khususnya masyarakat Yogyakarta," pungkas Yuliarni dan tim.
Terdapat sekitar 150 anggota yang terpilih dalam barisan Korps Prajurit Estri. Sejarah mencatat pertempuran dan peran besar para prajurit perempuan ini dalam Perang Mangkubumen.
Source | : | jurnal Bihari: Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sejarah |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR